“Kita harus memastikan bahwa para pembimbing memiliki kompetensi dan kredibilitas tinggi, mengingat mereka berperan langsung dalam menjaga kelancaran dan kenyamanan ibadah jamaah," ujar Rosihon.
Sertifikasi ini menghadirkan 27 narasumber, yang terdiri dari para Akademisi, Birokrat, dan praktisi berpengalaman dengan 70% di antaranya merupakan Guru Besar. Materi yang disampaikan mencakup berbagai topik seperti bimbingan teknis, pengelolaan jamaah, serta penanganan situasi-situasi darurat selama pelaksanaan ibadah haji dan umroh.
Peserta akan mengikuti rangkaian sesi pembelajaran intensif yang dirancang untuk membekali mereka dengan pengetahuan praktis dan teoritis yang dibutuhkan di lapangan. Salah satu peserta yang berasal dari Kepulauan Riau menyampaikan antusiasnya mengikuti program sertifikasi ini.
"Kesempatan ini sangat berharga karena saya dapat belajar langsung dari para ahli yang memiliki pengalaman luas di bidang manasik haji dan umroh. Saya berharap bisa menerapkan ilmu yang didapat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para jamaah," ungkapnya.
Acara pembukaan ini diakhiri dengan pengangalan tanda peserta yangkepada 2 orang perwakilan peserta dan doa bersama serta sesi foto antara para asesor, peserta dan panitia.
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji dan Umroh XIX ini diharapkan dapat menghasilkan para pembimbing yang kompeten, siap mendampingi jamaah haji dan umroh dengan standar layanan yang tinggi.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait