Peluit ini dibuat oleh suku Aztec berdasarkan laring manusia, sehingga ketika ditiupkan, angin terbagi menjadi dua dan menghasilkan gelombang suara berosilasi memantul di sekitar ruangan besar, sebelum keluar melalui lubang kedua.
Peneliti juga sempat menguji peluit ini kepada 70 sukarelawan di Eropa untuk menafsirkannya dengan berbagai suara.
Para peserta sebelumnya tidak mengetahui peluit dari suku Aztec ini akan disertakan, sehingga menghilangkan prasangka apapun sebelum percobaan dilakukan.
Para relawan diminta untuk menggambarkan sensasi yang mereka rasakan secara bersamaan memantau beberapa dari mereka dengan perangkat yang mengukur respons saraf dan psikologis terhadap suara peluit kematian.
Setelah dicoba, ilmuwan menemukan jika suara tersebut mengaktifkan daerah pendengaran tingkat rendah tertentu di otak, yang menunjukan bahwa para relawan merasa gelisah.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait