"HIV itu berbeda dari tahun ke tahun misalnya tahun berapa HIV itu kan terjadi 5-10 tahun yang akan datang, setelah terkena jadi untuk tahun 2017 masih akibat dari narkoba setelah suntik bersama terus naik 2020-an naik 2019 begitu naik jadi seks bebas. Nah sekarang itu LGBT," ungkapnya.
Adapun LGBT sebagai penular terbanyak di tahun 2024 ini katanya, hal itu hasil penghitungan Dinkes Jabar terkait temuan-temuan kasus yang di sejumlah wilayah di Jawa Barat.
"Iya bertambah terus kan dikumulatifkan. Nah lalu kita cari kan apa sih siapa menular terbanyak sekarang gitu. Ternyata banyak dari kaum LGBT,"paparnya.
Dibalik naiknya kasus tersebut, Vini mengungkapkan masyarakat tidak boleh malu saat merasakan ciri-ciri diagnosa infeksi HIV. Sebab kata dia hal itu bertujuan untuk mencegah adanya kematian jika tidak segera dilakukan pengobatan.
"Karena penularan HIV itu sulit sebetulnya kalau tidak melakukan hubungan seksual, tidak memakai jarum suntik bersama, itu tidak mudah terkena HIV. Cuma memang sekarang itu masyarakat masih malu kalau menderita sakit HIV justru itulah awal jadinya adanya kematian karena," tandasnya. (*)
Editor : Abdul Basir
Artikel Terkait