BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dalam sholat subuh berjamaah, kadang muncul perbedaan kebiasaan antara imam dan makmum, salah satunya terkait dengan doa qunut.
Banyak makmum yang tidak terbiasa dengan doa qunut yang dibaca oleh imam, sehingga hal ini sering menjadi pertanyaan.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), memberikan penjelasan tentang sikap yang sebaiknya diambil oleh makmum dalam situasi tersebut.
Dalam salah satu kajiannya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan dengan tegas bagaimana seharusnya makmum bersikap.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, makmum wajib mengikuti imam dalam sholat berjamaah. Jika imam membaca doa qunut, maka makmum cukup mengaminkan doa tersebut tanpa perlu mengangkat tangan, terutama jika merasa tidak terbiasa dengan tindakan tersebut.
"Jika imam qunut, antum ikut qunut sebagai makmum dengan mengaminkan. Selesai persoalan," ujar UAH, dikutip dari YouTube @Tasya_izoel, Senin (20/1/2025).
Ia juga menambahkan bahwa pengangkatan tangan saat doa qunut bukanlah kewajiban, melainkan hanya salah satu adab dalam berdoa.
Lebih lanjut, Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa prinsip utama dalam sholat berjamaah adalah mengikuti imam.
"Makmum itu tugasnya mengikuti imam. Imam ruku, antum ruku. Imam sujud, antum sujud. Imam baca qunut, antum ikut qunut," jelasnya.
Namun, jika makmum merasa ragu atau tidak memahami bacaan qunut, Ustadz Adi Hidayat menyarankan agar makmum cukup mengikuti doa tersebut tanpa perlu mengangkat tangan atau mengucapkan amin dengan keras.
Ustadz Adi Hidayat juga menegaskan bahwa tidak perlu melakukan sujud sahwi jika imam membaca doa qunut sementara makmum tidak terbiasa dengan doa tersebut.
"Kalau imam qunut, antum tidak qunut, nggak apa-apa. Kalau imam tidak qunut, antum juga tidak perlu qunut. Selesai. Gampang, sebetulnya," katanya.
Beliau menjelaskan bahwa masalah seperti ini sering muncul karena kurangnya pemahaman tentang prinsip berjamaah dalam sholat. Tidak perlu ada perdebatan atau keraguan yang berlebihan dalam menjalankan ibadah.
"Makmum itu tugasnya mengikuti imam dengan penuh keikhlasan, tanpa menambah atau mengurangi apa yang dilakukan oleh imam. Ini adalah bagian dari adab berjamaah," tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa doa qunut adalah sunnah yang tidak diwajibkan dalam setiap sholat subuh. Namun, jika imam membacanya, makmum cukup mengikuti tanpa merasa terbebani.
Beliau menegaskan bahwa dalam Islam, keberkahan berjamaah lebih diutamakan daripada perbedaan kecil dalam teknis ibadah. Oleh karena itu, makmum sebaiknya tidak membesar-besarkan perbedaan-perbedaan khilafiyah.
Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh sikap yang tepat ketika imam memiliki kebiasaan yang berbeda.
"Awas jangan terlampau soleh di sini. Kalau imam qunut, antum cukup mengaminkan. Tidak usah menambahkan hal-hal yang berlebihan," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait