UAH menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal dari dua kehilangan besar bagi Nabi SAW, yakni wafatnya Sayyidah Khadijah, istri tercinta, dan Abu Thalib, pamannya yang menjadi pelindung utama bagi beliau.
"Wafatnya paman dan istri tercinta adalah ujian besar bagi Nabi SAW. Keduanya adalah perisai terdekat beliau dalam berdakwah. Setelah kehilangan mereka, Nabi SAW merasakan langsung cacian, intimidasi, dan persekusi tanpa perlindungan," ungkap UAH dikutip dari YouTube Pemburu Manfaat, Senin (27/1/2025).
Menurut UAH, Allah SWT ingin agar Nabi Muhammad SAW sepenuhnya bergantung kepada-Nya, tanpa harapan kepada makhluk.
Kehilangan Sayyidah Khadijah dan Abu Thalib menjadi titik balik yang mengarahkan Nabi SAW untuk menguatkan tawakkalnya hanya kepada Allah.
"Wafatnya keduanya di tahun yang sama merupakan bagian dari proses yang mengantarkan Nabi Muhammad SAW untuk lebih kuat dalam tawakkal, menyadari bahwa perlindungan dan harapan sejati hanya datang dari Allah, bukan dari makhluk-Nya," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait