BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Target tanam padi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tahun 2025 dari pemerintah pusat sulit untuk terpenuhi.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) KBB mendapatkan target tanam padi dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian yakni seluas 60.238 hektare (ha).
Namun target tersebut pesimistis dapat tercapai mengingat lahan baku sawah eksisting saat ini di KBB hanya sekitar 18.350,82 ha.
Kondisi itu disebabkan maraknya alih fungsi lahan pertanian ataupun tidak maksimalnya daerah irigasi dalam mengairi area persawahan.
"Hasil pemetaan Badan Pertanahan Nasional (BPN) tahun 2023, lahan baku sawah eksisteng di KBB 18.350,82 ha, sementara target tanam padi dari pemerintah pusat seluas 60.238 hektare. Melihat kondisi saat ini sangat berat, pesimistis bisa tercapai," kata Kepala DKPP KBB, Moch Lukmanul Hakim saat ditemui di kantornya, Selasa (11/2/2025).
Dia menjelaskan, dari lahan baku sawah eksisting saat ini di KBB terbagi menjadi sawah irigasi 3.856,49 ha dan sawah non irigasi 14.494,34 ha.
Untuk sawah non irigasi sangat bergantung kepada musim penghujan. Sementara sawah irigasi mengandalkan pasokan air dari saluran irigasi. Namun tidak semua saluran irigasi dalam kondisi baik.
Semisal Daerah Irigasi Leuwikuya di Kabupaten Bandung yang mengairi ke lahan pertanian di Kecamatan Cihampelas, KBB, seluas 1.010,01 ha. Kondisinya sudah tidak efektif terutama saat musim kemarau, apalagi dari luasan itu banyak yang sudah berubah ke sawah non irigasi.
"Sekarang akibat saluran irigasinya tidak berfungsi maksimal, banyak yang sudah beralih fungsi jadi pabrik dan perumahan," terangnya.
Menurutnya, jika sawah irigasi teraliri dengan baik maka indek pertanaman di KBB angkanya sebesar 3,3, setahun. Artinya bisa dirata-ratakan musim tanam di KBB lebih dari tiga kali dalam setahun.
Walaupun fakta di lapangan ada juga lahan sawah yang hanya dua kali dalam setahun.
Terkait kondisi itu, lanjut Lukman, telah mengusulkan perbaikan sejumlah daerah irigasi yang jadi kewenangan provinsi ataupun kabupaten. Apalagi target tanam padi Pemda KBB dari pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah seluas 31.291 ha.
"Melihat kondisi di lapangan maka realistisnya hanya menyanggupi target tanam diangka 44.465 ha, itu pun sudah ditambah dengan padi gogo/padi ladang sekitar 326 ha dari 304 ha lahan yang ada. Itu berarti ada selisih kekurangan sekitar 15.772 ha dari target pemerintah pusat," sebut Lukman.
Lebih lanjut dikatakannya tahun ini, Pemda KBB kembali berhasil mewujudkan swasembada beras dan melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Berdasarkan data produksi sampai tahun 2024 mencapai sebanyak 303.871 ton GKG (gabah kering giling), jika dikonversi padi GKG ke beras sekitar 64,11% Sehingga perkiraan produksi beras di KBB hingga tahun 2024 sebanyak 194.811,7 ton.
Sementara untuk konsumsi beras per kapita per tahun sebesar 82,3 kg. Dengan proyeksi jumlah penduduk di KBB sebanyak 1.884.191 maka proyeksi konsumsi beras rumah tangga sebanyak 155.048 ton beras per tahunnya.
"Berdasarkan data produksi dan konsumen tersebut, maka produksi beras di KBB masih surplus 39.763,7 ton beras," ujarnya.
Adapun Perluasan Area Tanam (PAT) Sawah Tadah Hujan (STH) di KBB melalui program pompa Kementerian Pertanian dari target 5.508 hektare (ha) capaiannya 5.364 Ha (97,57%). Sementara jumlah pompa bantuan Kementerian Pertanian berjumlah 102 unit, dimana 64 unit pompa refocusing dan 38 pompa ABT. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait