Dadang mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hal mistik masih kuat, sehingga cerita-cerita yang tidak rasional sering diterima sebagai kebenaran.
“Di sinilah perlunya dakwah pencerahan, agar masyarakat tidak terjebak dalam keyakinan yang tidak berdasar,” ujarnya.
Menurutnya, dakwah pencerahan harus dilakukan melalui penjelasan terhadap teks suci, baik secara bayani (tekstual), burhani (rasional), maupun irfani (spiritual), sehingga ruang bagi kepercayaan yang tidak rasional dapat diminimalkan.
Selain itu, pendidikan yang berbasis pada penguatan nalar juga perlu ditekankan di sekolah-sekolah agar generasi mendatang mampu membedakan antara yang realistis dan yang tidak.
Fenomena seperti Gua Safarwadi menunjukkan bagaimana tradisi dan kepercayaan masih memiliki pengaruh besar dalam masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan dakwah dan pendidikan yang berimbang agar spiritualitas tetap terjaga tanpa mengabaikan rasionalitas.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait