Gus Baha menjelaskan, di antara ijazah dari KH Maimoen Zubair juga ijazah ayahnya, yaitu, perintah mengikuti jejak orang shaleh.
Hal ini sesuai ayat ihdinas shiratal mustaqim (bimbinglah kami ke jalan yang lurus). Shirātal ladzīna an‘amta ‘alaihim ghairil maghdhūbi alaihim wa lad dhāllīn (jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan mereka yang dimurkai dan orang-orang yang sesat.
"Karena dalam ayat tersebut, Allah tidak hanya berfirman ihdinashirathal mustaqim atau tunjukan kami jalan yang lurus semata. Allah juga berfirman bahwa jalan yang benar yakni jalan mereka yang telah Allah beri nikmat. Jadi, Allah menghendaki ini, ada masternya,” terangnya.
Gus Baha menjelaskan, sebagai orang baru di dunia, manusia saat ini perlu meniru kebiasaan sebelum dan ketika Ramadhan dari orang shaleh terdahulu. Karena kehidupan mereka mencerminkan kebaikan, keshalehan, dan bermanfaat.
Oleh karena itu, saat memasuki bulan Syaban, Gus Baha meliburkan beberapa rutinan di luar pesantren dan fokus mengaji di pesantren dan mendampingi santri untuk khataman Al-Quran.
"Jadi, kita tidak bisa shaleh tanpa meniru orang terdahulu. Kita tidak bisa baik tanpa meniru orang terdahulu," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait