"Namun sampai saat ini, Baznas belum berhasil memperoleh potensi Rp327 triliun itu. Maka, di rakornas beberapa waktu lalu, Baznas RI menetapkan target menghimpun potensi zakat Rp50 triliun pada 2025. Potensi zakat itu harus dihimpun oleh Baznas RI, Baznas provinsi, kota/kabupaten, dan badan amil zakat lain di seluruh Indonesia," ujar Prof Noor Achmad.
Ketua Baznas RI menuturkan, sejak 2021 terjadi peningkatan nomimal penghimpunan zakat. Pada 2021, zakat yang terhimpun hanya Rp237 miliar. Kemudian meningkat pada 2022 sebesar Rp400 miliar. Pada 2023, meningkat menjadi sekitar Rp700 miliar. Sedangkan pada 2024, melonjak menjadi Rp1,1 triliun.
"Jadi betul sekali, masyarakat Indonesia adalah orang paling dermawan di dunia. Bahkan kedermawan itu terlihat saat Covid. Saat pandemi pendapatan Baznas dari infak, zakat, dan sedekah meningkat 40 persen. Luar biasa, artinya rakyat Indonesia adalah masyarakat yang sangat tangguh, agamais, sangat sabar, dan peduli kepada sesama. Ini kekuatan," tutur Ketua Baznas RI.
Kekuatan semacam ini, kata Prof Noor Achmad, merupakan kehebatan Indonesia. Rakyat Indonesia sering membantu negara lain yang terkena bencana, baik alam maupun perang. Seperti perang Gaza, Palestina dengan Israel.
"Masyarakat Indonesia meminta Baznas agar melakukan open donasi membantu Palestina. Saat awal open donasi, Baznas hanya menargetkan Rp10 miliar untuk Palestina. Begitu awal open donasi, yang terjadi dalam waktu singat menjadi Rp30 miliar. Bahkan sekarang Rp330 miliar bantuan masyarakat Indonesia untuk Palestina," ucap Prof Noor Achmad.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait