BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ) bakal melakukan evaluasi besar-besaran terhadap pengelolaan obyek wisata Hibisc Fantasy Puncak, di Kabupaten Bogor.
Direktur PT JLJ, Angga Kusnan mengatakan, evaluasi Hibisc Fantasy Puncak ini sebagai bentuk sikap Jaswita atas kepedulian terhadap lingkungan.
"Jaswita memiliki prinsip pariwisata berkelanjutan dengan memperhatikan tata kelola lingkungan yang baik. Maka kami selaku manajemen anak perusahaan Jaswita yang baru, akan mengevaluasi secara serius," ucap Angga di Puncak, Kabupaten Bogor, Rabu (5/4/2025).
Angga mengatakan, Jaswita bakal melakukan evaluasi besar-besaran terhadap pengelolaan obyek wisata dan melakukan kajian lingkungan secara mendalam.
"Kita akan lakukan evaluasi besar-besaran dan melakukan kajian ulang agar kehadiran obyek wisata yang bertujuan keberlanjutan lingkungan tidak malah membuat resah masyarakat," katanya.
Sebagai bagian dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar, kata Angga, Jaswita tegak lurus mentaati perintah Gubernur, Dedi Mulyadi untuk mengevaluasi pembangunan dan pengelolaan wisata.
"Pada prinsipnya, JLJ akan kooperatif melaksanakan perintah Pak Gubernur untuk mengevaluasi Hibisc Puncak," ujarnya.
"Selama ini, kami sangat kooperatif kepada pemerintah maupun masyarakat. Kami juga sangat terbuka jika ada masukan atau kritikan yang baik untuk menjaga keberlanjutan," tambahnya.
Angga menjelaskan, Hibisc Fantasy sendiri memiliki 200 pekerja yang didominasi oleh masyarakat lokal dari Desa Tugu. Imbas dari evaluasi ini, Hibisc terpaksa harus merumahkan sementara 150 orang karyawan yang bergerak di operasional.
"Per hari ini juga kita terpaksa untuk merumahkan 70 persen karyawan kita. Sisanya, masih ada karyawan yang bekerja untuk meintenance. Ini terpaksa kami lakukan karena kita serius mau evaluasi secara besar-besaran," jelasnya.
Diketahui, proyek pembangunan Hibisc Fantasy Puncak ini sudah dimulai sejak 2022 lalu. Jaswita mendapat izin pengelolaan lahan kebun teh yang sudah lagi tidak produktif dari PTPN untuk dimanfaatkan sebagai destinasi wisata.
"Jadi memang amdal dan sebagainya sudah keluar sejak tahun 2022. Saat itu Jaswita masih dikelola oleh direksi lama. Barulah tahun 2024, saya selaku direksi yang baru melanjutkan dari apa yang sudah ada," katanya.
Angga menyebut, Jaswita mendapat izin pengelolaan lahan dari PTPN seluas 21 hektare. Dari luasan itu, Jaswita hanya memanfaatkan kurang dari 2 hektare lahan untuk pembangunan obyek wisata.
"Sampai saat ini pun kita masih terus mengevaluasi apa yang menjadi kekurangan dan melaksanakan upaya-upaya yang harus dibenahi," sebutnya.
Sedikitnya, Hibisc Fantasy menyuguhkan 30 wahana menarik dan menantang untuk anak-anak hingga wahana ekstrem untuk orang dewasa seperti Turbo Drop, Bianglala, dan Rainbow Slide.
"Dengan prinsip lingkungan, di kawasan itu kami membatasi adanya bangunan permanen. Kami juga sengaja tidak menggunakan beton dan memilih menggunakan paving blok agar tetap ada resapan air," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait