Naskah Khutbah Jumat Tentang Sembilan Ibadah Orang Berpuasa di Siang Ramadhan

Rizal Fadillah
Naskah Khutbah Jumat. (Foto: Ilustrasi/Freepik)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Simak berikut ini naskah khutbah Jumat di bulan Ramadhan tentang sembilan ibadah orang berpuasa di siang Ramadhan.

Hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau rajanya hari bagi umat muslim di dunia, yang diyakini sebagai hari penuh keberkahan.

Pasalnya, pada hari tersebut setiap muslim yang balig diwajibkan untuk mengerjakan shalat Jumat, yang menjadi salah satu penanda perayaan hari raya kecil bagi umat muslim.

Adapun beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.

Nah, berikut ini naskah khutbah Jumat tentang sembilan ibadah orang berpuasa di siang Ramadhan., dilansir dari laman MUI, Jumat (7/3/2025).

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ. أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ ، وَتَفَكَّرُوْا فِي نِعَمِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْهُ، وَاذْكُرُوا آلَاءَ اللهِ وَتَحَدَّثُوا بِفَضْلِهِ وَلَا تَكْفُرُوْهُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: وَما أُمِرُوا ‌إِلَاّ لِيَعْبُدُوا اللَّهَ ‌مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفاءَ ،صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu, yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Alhamdulillah, kita dipertemukan kembali dengan bulan taubat, bulan zuhud dan melawan nafsu, bulan menyucikan jiwa, bulan tadarus Alquran, bulan qiyamullail dan memperbanyak kebaikan. Oleh karena itu, marilah kita bersegera menyibukkan hari-hari dan hembusan-hembusan nafas kita dengan ketaatan kepada Allah. Karena orang yang tidak mengisi dan menyibukkan waktu senggangnya dengan sesuatu yang bermanfaat baginya maka ia akan disibukkan oleh waktu luangnya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.

Hadirin rahimakumullah…

Apa yang semestinya kita lakukan di siang hari bulan Ramadhan? Pertama, Ketika fajar tiba, kita buka hari dengan memperbanyak membaca dzikir. Di antara dzikir yang semestinya kita baca setiap pagi dan petang sebanyak tiga kali adalah:

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِيْ الْأَرْضِ وَلَا فِيْ السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang membacanya tiga kali maka tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakannya.

Kedua, melaksanakan sholat Shubuh dengan berjamaah karena Baginda Nabi bersabda:

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ (رواه مسلم)

Maknanya: “Barangsiapa mengerjakan shalat Isya’ secara berjama’ah, maka seakan ia menghidupkan separuh malam dan barangsiapa mengerjakan shalat Shubuh secara berjama’ah, maka seakan ia menghidupkan malam seluruhnya” (HR Muslim)

Ketiga, bergabung dengan orang-orang yang ikut serta dalam halaqah dan kajian serta tadarus Alquran di pagi hari, karena Ramadhan adalah bulan Alquran. Kita hadiri juga majelis-majelis ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepada sahabat Abu Dzarr radhiyallallhu ‘anhu dan kepada kita semua:

يَا أَبَا ذَرٍّ لَأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ ءَايَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ وَلَأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلّيِ أَلْفَ رَكْعَةٍ (رواه ابن ماجه)

Maknanya: “Wahai Abu Dzarr, sungguh jika engkau pergi lalu belajar satu ayat Alquran itu lebih baik bagimu daripada shalat sunnah seratus rakaat, dan jika engkau pergi lalu belajar satu bab ilmu agama maka itu lebih baik bagimu daripada shalat sunnah seribu rakaat.” (HR Ibnu Majah)

Keempat, ketika kita berangkat bekerja, maka jangan lupa berniat yang baik agar kita senantiasa mendapatkan pahala ketika bekerja dan agar kita tidak menyia-nyiakan waktu demi waktu yang kita lalui dalam bekerja tanpa pahala. Kita bertakwa kepada Allah dalam menunaikan pekerjaan kita. Kita jaga lisan kita dari kata-kata dusta dan menipu. Kita terapkan hadits yang disabdakan Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

اَلصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا صَامَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ وَإِن امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَـمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ (رواه مالك في الموطأ)

Maknanya: “Puasa adalah perisai, maka apabila salah seorang di antara kalian berpuasa, janganlah berkata buruk dan melakukan perbuatan-perbuatan yang bodoh, jika ada orang yang mengajak bertengkar atau mencacinya (janganlah melayaninya dan) hendaklah ia mengatakan: Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa.” (HR Malik dalam al Muwaththa’).

Kelima, ketika adzan Ashar berkumandang, kita upayakan untuk mengajak orang lain bersama kita ke majelis ilmu, majelis yang penuh kebaikan dan keberkahan, agar bertambah dan semakin besar pahala yang kita peroleh. Kita ajak anak kita, teman kita dan tetangga kita untuk melaksakan shalat Ashar berjamaah di masjid. Lalu kita simak kajian keagamaan yang disampaikan oleh para guru yang terpercaya, agar kita tahu bagaimana cara yang benar dalam menaati Allah dan mencari bekal dari dunia yang fana ini untuk akhirat yang kekal.

Keenam, setelah kajian selesai, kita pulang kembali ke rumah dan kita ajarkan apa yang kita pelajari kepada segenap anggota keluarga kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ ءَايَةً (رواه البخاريّ وغيره)

Maknanya: “Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR al Bukhari dan lainnya)

Ketujuh, jika istri dan keluarga membutuhkan bantuan kita, maka bergegaslah membantu. Jadilah penolong bagi mereka, selalu hadapi mereka dengan senyum gembira serta perkataan yang baik. Dan ringankanlah keletihan mereka dengan perkataan yang indah. Ingatlah selalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

خِيَارُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ (رواه ابن حبان وغيره)

Maknanya: “Orang-orang pilihan di antara kalian adalah orang yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian kepada istri-istrinya” (HR Ibnu Hibban dan lainnya)

Kedelapan, Betapa besar pahala yang kita raih jika kita memberikan sebagian makanan dan minuman kepada tetangga kita yang fakir dan membutuhkan. Kita memuliakannya karena Allah. Kita beri makanan atau minuman untuk orang yang akan berbuka sehingga kita memperoleh pahala yang dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا (رواه الترمذي)

Maknanya: “Barang siapa memberi makan berbuka kepada orang yang berpuasa maka ia memperoleh pahala yang menyerupai pahalanya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR at Tirmidzi)

Artinya, kita memperoleh pahala yang menyerupai pahala orang yang berpuasa tersebut. Bukan pahala yang sama persis dengan pahalanya dari semua segi. Karena orang yang berpuasa Ramadhan tengah melakukan puasa wajib dan kita yang memberinya makan berbuka tengah melakukan perkara sunnah. Perkara sunnah tentu tidak akan menyamai perkara yang wajib.

Kesembilan, menyegerakan berbuka setelah betul-betul yakin bahwa waktu Maghrib telah masuk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِـخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الفِطْرَ (رواه البخاري ومسلم)

Maknanya: “Orang-orang selalu berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka” (HR al Bukhari dan Muslim)
Dan kita baca doa:

اللهم لَكَ صُمْتُ وعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

“Ya Allah, karena Engkaulah aku berpuasa dan dengan rizki dari-Mu aku berbuka, hilanglah hausku, basahlah urat-uratku dan semoga aku peroleh pahalaku in sya-a Allah.”

Kita berbuka dengan kurma. Jika tidak ada, maka kita berbuka dengan air sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi:

إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنَّهُ بَرَكَةٌ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُوْرٌ (رواه الترمذي)

Maknanya: “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka hendaklah ia berbuka dengan kurma karena kurma itu penuh berkah, barang siapa tidak mendapatkannya maka hendaklah ia berbuka dengan air karena air itu suci dan menyucikan” (HR at-Tirmidzi)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…

Janganlah kita jadikan Ramadhan sebagai waktu untuk memperbanyak makanan serta berganti-ganti menu yang berbeda-beda. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada salah seorang sahabatnya:

إِيَّاكَ وَالتَّنَعُّمَ فَإِنَّ عِبَادَ اللهِ لَيْسُوْا بِالْمُتَنَعِّمِيْنَ (رواه أحمد وأبو نعيم والبيهقي)

Maknanya: “Janganlah engkau bermewah-mewah dan bernikmat-nikmat, karena sesungguhnya para hamba Allah yang shaleh tidak bergaya hidup mewah.” (HR Ahmad, Abu Nu’aim dan al Baihaqi)

Hadirin yang dirahmati Allah…

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

 أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ:إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ
بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network