"Tentunya balai ini atau gedung ini dibangun kemudian diisi oleh gubernur kan untuk melayani publik. Ada suasana formal, ada suasana informal. Suasana formal itu kan dalam setiap hari kita pasti menerima tamu-tamu formal. Tetapi suasana informal ada hari-hari tertentu di mana kita bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat.," papar Dedi.
Ia juga menegaskan bahwa Festival Dulag Istimewa ini menjadi alternatif bagi warga agar bisa merayakan takbiran dengan lebih tertib dan nyaman, dibandingkan dengan berkeliling di jalan yang berisiko menimbulkan kemacetan atau konflik.
"Malam takbiran adalah malam kegembiraan. Saya membuka ruang untuk warga bersama-sama, takbiran daripada keliling-keliling di jalan menimbulkan kemacetan," ungkapnya.
"Bahkan sering terjadi menjadi problem konflik antara yang ngadulag, lebih baik di sini dinilai, dilombakan Mendapat hadiah, Disiapkan makan Dan saya lihat tadi masyarakat sangat antusias," tandasnya.
Dari pantauan di lapangan, warga masih tampak bersemangat mengikuti festival yang penuh kegembiraan ini.
Festival Dulag Istimewa diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang terus mempererat kebersamaan dan menjadikan malam takbiran lebih tertib serta bermakna bagi masyarakat Jabar.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait