"Di luar itu, Pemerintah Indonesia turut memfasilitasi kunjungan ke sejumlah tempat bersejarah, seperti Masjid Quba — tempat yang dijanjikan satu pahala umrah bagi yang salat di dalamnya — serta Jabal Uhud, Masjid Qiblatain, dan Masjid Khandaq," jelas H Lutfi.
Tak hanya itu, sebagian jemaah Kloter 6 JKS juga mengikuti city tour mandiri ke tempat-tempat menarik seperti percetakan Al-Qur’an, museum Islam, hingga kawasan unik Jabal Magnet.
Dari sisi layanan kesehatan, tim medis bertugas penuh 24 jam untuk mendampingi jemaah, dengan pola jemput bola mengunjungi kamar-kamar jemaah yang membutuhkan. Setiap kloter dilengkapi satu dokter, satu tenaga medis, dan petugas layanan umum yang tergabung dalam tim haji daerah.
“Koordinasi antartim—baik sektor, kloter, maupun tenaga kesehatan—terus dilakukan secara intensif melalui pertemuan rutin dan grup komunikasi. Tujuannya, untuk mempercepat respons terhadap berbagai kendala di lapangan,” tambah Lutfi.
Menjelang keberangkatan ke Mekkah, masing-masing kloter juga menggelar bimbingan manasik untuk memperkuat pemahaman dan kesiapan mental jemaah dalam menjalani rangkaian ibadah haji berikutnya.
Laporan ini menunjukkan bahwa meskipun cuaca dan tantangan fisik cukup berat, semangat spiritual dan kekompakan tim petugas menjadi kunci lancarnya pelaksanaan ibadah jemaah haji Jawa Barat tahun ini.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait