Antusiasme publik terbukti luar biasa. Dari kapasitas hanya 24 peserta, tercatat lebih dari 763 orang mendaftar. Angka ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan akan ruang diskusi seputar kesehatan mental yang inklusif dan mudah diakses.
Menariknya, setelah acara berlangsung, sejumlah biro psikologi dan psikolog klinis langsung menghubungi Kawan Kopi untuk menjajaki kemungkinan kolaborasi lanjutan. Rencananya, program ini akan digelar secara rutin dan tetap gratis bagi peserta.
“Ke depan, kami ingin memperluas kegiatan, seperti menghadirkan pelatihan vokal, olahraga bersama, dan aktivitas fisik lainnya sebagai media positif untuk melepas tekanan mental,” kata Faukar.
Dari data pendaftaran, mayoritas peserta berusia sekitar 25 tahun, usia kritis saat seseorang tengah berada dalam masa transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja, yang kerap memicu tekanan dan kegelisahan.
Faukar menegaskan, menjaga kesehatan mental sebaiknya tidak menunggu hingga krisis datang. “Kami berharap, anak muda bisa berhenti melakukan self-diagnose dan mulai percaya untuk berkonsultasi dengan profesional,” tutupnya.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Kawan Kopi
Artikel Terkait