BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyuarakan kekhawatiran mendalam terhadap kondisi Kecamatan Parung Panjang yang semakin memprihatinkan akibat aktivitas pembangunan di Jakarta dan Tangerang. Dalam pernyataannya, Dedi menegaskan bahwa wilayah tersebut mengalami kerusakan infrastruktur parah dan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat distribusi material bangunan yang terus-menerus dilakukan dari kawasan itu.
Sorotan ini ia sampaikan dalam Rapat Gubernur Forum Kerjasama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) yang berlangsung di Jakarta, Selasa (17/6). Acara tersebut juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Banten Andra Soni.
Dedi menyebutkan bahwa Parung Panjang memiliki kontribusi besar terhadap pembangunan masif di Ibu Kota dan sekitarnya, terutama dalam menyuplai bahan material bangunan. Namun, ironisnya, daerah penghasil tersebut justru tidak mendapatkan manfaat yang sebanding.
“Tumbuh lah hotel-hotel, area perumahan mewah yang itu memberikan multiplier effect ekonomi bagi lingkungan, meningkatnya pendapatan pajak daerah. Tetapi Parung Panjang-nya mengalami problem. Problem-nya apa? Infrastrukturnya hancur total, masyarakatnya kena ISPA,” ujar Dedi.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa untuk membangun ulang infrastruktur yang layak di Parung Panjang, dibutuhkan dana hingga Rp1,2 triliun. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata Dedi, telah menyiapkan rencana perbaikan secara bertahap. Namun, ia menegaskan bahwa beban perbaikan seharusnya tidak hanya ditanggung oleh pihaknya sendiri.
Menurut Dedi, kolaborasi antara pemerintah daerah lain seperti DKI Jakarta dan Banten sangat diperlukan untuk menciptakan solusi jangka panjang yang adil dan berkelanjutan.
“Harus ada yang dibicarakan dengan Tangerang dan DKI. Pertumbuhan pembangunan yang terjadi di Jakarta yang melahirkan multiplier effect dan orang-orang kaya baru di bidang properti, itu melahirkan kemiskinan dan residu pembangunan berupa penderitaan bagi rakyat Jabar. Harus ada recovery yang dilakukan secara bersama,” tegasnya.
Pernyataan Dedi Mulyadi ini mengundang perhatian banyak pihak, terutama dalam konteks pemerataan pembangunan antarwilayah dan dampaknya terhadap daerah penyangga seperti Parung Panjang.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait