“Perlu diluruskan, bangunan itu bukan gereja, bahkan bukan tempat ibadah resmi. Itu adalah rumah tinggal yang digunakan untuk kegiatan tertentu,” ujar Tri.
Menurut Tri, insiden yang terjadi pada Jumat (27/6/2025) sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Warga yang terlibat dalam aksi tersebut juga telah menyatakan kesediaannya untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi secara spontan.
"Kami bersyukur prosesnya berjalan damai. Kesepakatan dicapai agar masalah ini tidak berlarut-larut dan tidak memicu konflik sosial lebih luas," tambah Tri.
Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi informasi, serta menjaga keharmonisan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait