“Ada indikasi pergerakan Sesar Lembang, pergeseran tanah di Purwakarta, dan bahkan gempa 2,7 Magnitudo yang terjadi di Cimahi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti kerentanan hunian tidak layak huni (rutilahu) di Kota Bandung yang mulai menunjukkan gejala kerusakan akibat faktor cuaca dan kemungkinan pergerakan tanah laten.
“Saya khawatir, rumah-rumah yang fondasinya lemah jadi gampang rubuh hanya karena hujan. Jangan-jangan memang ada pergerakan tanah yang lambat tapi nyata,” kata Farhan dengan nada waspada.
Kekhawatiran itu, menurut Farhan, menjadi alasan utama mengapa Kota Bandung membutuhkan badan yang secara khusus menangani kesiapsiagaan dan respons kebencanaan.
“Makanya BPBD ini sangat penting. Kita nggak bisa anggap enteng soal potensi bencana,” tegasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait
