Gubernur Lemhanas RI: UMKM Pilar Ketahanan Ekonomi dan Sosial Nasional

Agus Warsudi
Gubernur Lemhannas RI Tubagus Ace Hasan Syadzily menjadi keynote speaker di acara Pertemuan Catur Wulan Persikindo Jabar. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Tubagus Ace Hasan Syadzily menyebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia adalah pilar ketahanan ekonomi dan sosial nasional.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Lemhannas yang akrab disapa Kang Ace, saat menjadi keynote speaker dalam acara Pertemuan Catur Wulan dan Pembinaan UMKM yang digelar Persikindo Kabupaten Bandung, Sabtu (12/7/2025).

Acara bertema "Bersama UMKM Kita Tingkatkan Ketahanan Nasional untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan" itu berlangsung di Kampus International Women University (IWU), Jalan Raya Gading Tutuka, Cincin, Kabupaten Bandung.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua DPD Persikindo Jabar Prof Dr Dewi Indriani Jusup SE MSi, Ketua I BKOW Jabar Dr Sri Kusumawardani SH MHum, Ketua Persikindo Kabupaten Bandung Hj Vera Iriani SIP MAB, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Bandung Dindin Syahidin SIP MSi, serta seluruh pengurus Persikindo kabupaten/kota se-Jabar dan mahasiswa IWU.

"UMKM sangat penting bagi kekuatan ekonomi Indonesia. UMKM itu adalah pilar ketahanan ekonomi dan sosial nasional. Bayangkan kalau dalam satu keluarga kehidupan ekonominya morat-marit, maka bukan saja aspek ekonomi yang terdampak, tetapi juga sosial," kata Gubernur Lemhannas RI.

Kang Ace yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar memberikan contoh tentang orang menganggur dan tidak punya penghasilan, akan berdampak terhadap kehidupan sosial. 

"Angka kriminalitas akan tinggi, tingkat perceraian meningkat, dan ketahanan nasional akan rapuh," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jabar ini.

Karena itu, tutur Kang Ace, kerap meluangkan waktu bagi kekuatan-kekuatan nasional yang memiliki potensi untuk dikembangkan agar ketahanan nasional menjadi kuat.

"Dalam berbagai kesempatan saya selalu menyampaikan bahwa keberhasilan UMKM membangun perekonomian Indonesia adalah bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi rakyat," tuturnya.

Kang Ace mengatakan, yang membuat Indonesia kuat justru UMKM. Mayoritas UMKM di Indonesia, 64,2 juta UMKM, adalah 99 persen dari total pelaku usaha nasional. Berarti, hanya 1 persen konglomerat. UMKM juga banyak menyerap tenaga kerja sebesar 96,9 persen.

Bahkan kontribusi UMKM besar sekali terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hampir 60,5 persen. Karena itu, UMKM harus terus didorong karena UMKM menjadi penompang utama bagi pertumbuhan ekonomi yang tangguh dan inklusif.

"Jadi tak heran jika UMKM disebut sebagai tulang punggung perekonomian nasional," ucap Kang Ace.

Kang Ace menyatakan, bangga kepada para pelaku UMKM karena berhasil melepaskan diri dari ketergantungan kepada negara. Para pelaku UMKM adalah para pejuang untuk ekonomi, keluarga, dan stabilitas negara.

Kemandirian ekonomi rakyat, ujar Kang Ace, akan memperkokoh stabilitas negara. Karenanya, kaum perempuan bangsa yang memiliki inisiatif berhimpun dan menjadi kekuatan kewirausahaan dalam organisasi Persikindo patut diapresiasi. "Terus berjuang membangun kemandirian ekonomi bangsa," ujarnya.

Kang Ace menyatakan, banyak contoh yang telah ditunjukkan dalam praktik penguatan ekonomi berbasis perempuan. Salah satunya, Muhammad Yunus, peraih Nobel dari Bangladesh. 

Muhammad Yunus melakukan survei khusus tentang kemandirian ekonomi perempuan justru lebih kokoh dibanding laki-laki.

"Karena itu, saya menyambut baik upaya Persikindo memiliki spirit, semangat luar biasa untuk membangun kemandirian ekonomi melalui penguatan ekonomi keluarga," tutur Kang Ace.

Menurut Kang Ace, saat ini, para pelaku UMKM Indonesia pelu meningkatkan kapasitas dengan digitalisasi agar memiliki daya saing kuat di tengah tekanan dunia yang saat ini dalam situasi ketidakpastian.

Menurut Kang Ace, digitalisasi tidak dapat dihindari. Peluang digitalisasi mempermudah rantai pasok dan mengintegrasikan kekuatan ekonomi tanpa batas negara.

Dia mencontohkan, saat ini, durian musang king di pasar online dengan mudah bisa didapat. Ini karena digitalisasi. Konsumen tidak harus pergi ke Thailand untuk mencicipi durian musang king. 

"Indonesia punya peluang besar karena memiliki penduduk terbesar keempat di dunia. Artinya, saat bersamaan ini adalah peluang pasar terbesar di dunia. Jangan sampai Indonesia menjadi pasar bagi negara lain. Tetapi kita harus menjadi produsen bagi negara lain," ucap Kang Ace.

Lebih lanjut, Kang Ace menyatakan, UMKM bukan hanya manifestasi ekonomi, tetapi juga manifestasi kemandirian, kreativitas, dan daya tahan bangsa. Memperkuat UMKM berarti memperkuat fondasi ketahanan nasional.

"Penguatan UMKM mutlak harus dilakukan jika negara ini ingin menjadi negara maju. Apalagi, dalam perspektif geopolitik dan geoekonomi global, Indonesia dituntut memiliki daya tahan kuat," ucap Kang Ace.

Kang Ace menuturkan, Indonesia bergantung kepada ekonomi manufaktur, ketika Donald Trump menerapkan tarif resiprokal 32 persen, yang paling terdampak adalah industri tekstil di Kabupaten Bandung.

Sebab, Kabupaten Bandung adalah salah satu kawasan ekonomi yang dikembangkan untuk tekstil. Tekstil ini diekspor ke Amerika. 

"Ketika Amerika menerapkan tarif resprokal, pajak bea masuk ke Amerika semakin tinggi. Harga barang semakin tinggi. Pelaku usaha dalam negeri sangat terdampak. Yang akan terjadi adalah pelambatan ekonomi," ujar Kang Ace.

Guna mengatasi masalah ini, tuturnya, Presiden Prabowo mencoba membangun diversifikasi pasar. Salah satu upayanya, Indonesia bergabung dengan BRIC, terdiri atas Brazil, Rusia, India, Afrika Selatan sebagai satu kekuatan ekonomi baru. Sehingga Indonesia tidak terus bergantung kepada kekuatan ekonomi Amerika.

"Upaya Presiden Prabowo ini membuka pasar baru bagi pelaku usaha konvensional. Penguatan UMKM sangat penting dalam konteks geopolitik," tuturnya. 

Dalam kesempatan itu, Kang Ace mendorong para pelaku UMKM membuat dan memproduksi barang berbasis lokal. 

Yang paling sederhana, tusuk gigi. Yang dijual di pasaran merek negara mana? China. Padahal, UMKM-UMKM kita mampu membuat dan memproduksinya dengan lebih baik.

Di Lemhannas RI, Kang Ace kerap menyampaikan, rakyat Indonesia jangan lagi terninabobokan oleh kekayaan alam yang dimiliki negara ini. Sehingga tidak mau melakukan inovasi untuk memproduksi berbagai komoditas berbasis sumber daya alam.

"Saya ingin menekankan, cintailah negara kita dengan segala yang dimiliki. Nikel Indonesia sangat besar. Dari nikel, banyak yang bisa dikembangkan. Salah satunya baterai mobil listrik," ujarnya.

Kang Ace prihatin dengan kenyataan, panjang garis pantai Indonesia terpanjang di dunia, tetapi rumput laut diimpor dari Korea Selatan dan China. Indonesia memiliki tanah luas dan subur. Tetapi beberapa komoditas pertanian justru diimpor dari negara lain.

"Produk China merangsek ke pasar dalam negeri. Kenapa produk kita tidak bisa merangsek masuk ke pasar China," kata Kang Ace.

Editor : Agus Warsudi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network