Duka Dunia Pendidikan Jabar, Siswa SMAN 6 Garut Tewas Diduga Karena Bullying

Rina Rahadian
Ilustrasi Meninggal Dunia. Foto: Ist.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Tragedi menggemparkan dunia pendidikan di Jawa Barat. Seorang siswa kelas 10 SMAN 6 Garut berinisial P (16) ditemukan meninggal dunia di rumahnya dalam kondisi yang mengundang tanda tanya.

Dugaan kuat menyebutkan korban mengalami tekanan psikologis akibat perundungan di sekolah serta kabar dirinya tidak naik kelas.

Merespons serius kejadian ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) langsung mengambil tindakan tegas dengan menonaktifkan sementara Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi.

Langkah ini dilakukan demi menjamin proses investigasi berlangsung secara transparan dan objektif.

“Untuk mewujudkan rangkaian investigasi berjalan secara transparan, maka kepala sekolahnya kita nonaktifkan sementara sampai pemeriksaannya selesai,” ujar Kang Dedi melalui akun Instagram resminya @dedimulyadi71.

Investigasi Melibatkan Banyak Pihak Sekolah

Gubernur KDM menyebut, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jabar telah ditugaskan melakukan investigasi menyeluruh. Pemeriksaan akan melibatkan kepala sekolah, wali kelas, guru BK, dan guru mata pelajaran, termasuk guru fisika yang disebut-sebut dalam pengakuan keluarga korban.

Meski sebelumnya sempat diupayakan jalan mediasi antara keluarga dan pihak sekolah, namun proses konsiliasi tidak membuahkan hasil. Kedua belah pihak sama-sama merasa benar atas versi masing-masing, hingga akhirnya investigasi menjadi jalan terbaik.

“APBD ini adalah tools. Alat. Tujuannya satu: membuat rakyat sejahtera dan mendapatkan pelayanan publik yang layak, adil, dan berkualitas,” jelas KDM.

Wamen Pendidikan Imbau Tak Perkeruh Suasana

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI, Fajar Riza Ul Haq, turut menyampaikan keprihatinannya. Seusai bertakziah ke rumah duka di Bayongbong, Fajar meminta seluruh pihak, termasuk netizen untuk menahan diri.

“Kami harap semua pihak, termasuk sekolah maupun aktivis media sosial, tidak memperkeruh suasana,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).

Fajar menegaskan bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat aman, nyaman, dan terbebas dari segala bentuk kekerasan dalam dunia pendidikan. Ia juga mengapresiasi keterbukaan keluarga korban dalam proses komunikasi dan investigasi.

Kemendikbud Turunkan Tim Investigasi ke Garut

Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Garut sudah turun tangan menyelidiki kasus ini. Pemeriksaan menyasar aspek psikologis dan yuridis, yang kini masih dalam proses pendalaman.

Fajar menambahkan, kementerian tengah melakukan evaluasi terhadap efektivitas Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah-sekolah. Meski 98 persen sekolah di Indonesia telah membentuk TPPK, namun efektivitasnya masih menjadi sorotan serius.



Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network