Maruarar menekankan pentingnya ekosistem yang kuat dari hulu ke hilir. Dari sisi suplai, peran developer, kontraktor, hingga toko bangunan harus seiring. Dari sisi permintaan, rumah subsidi diarahkan agar masyarakat dapat memiliki hunian sekaligus ruang usaha produktif, mendukung UMKM lokal.
“Program ini sangat masif dengan anggaran mencapai Rp130 triliun, dan saya berharap penyerapan terbesar terjadi di Jawa Barat,” imbuh Maruarar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan bahwa pembangunan rumah subsidi bukan sekadar angka statistik. Setiap proyek harus memberi manfaat ekonomi bagi banyak pihak, mulai dari supir truk, mandor, tukang kayu, hingga pedagang lokal.
“Setiap rumah yang dibangun menggerakkan ekonomi berganda. Tukang, toko bangunan, bahkan warung kopi di sekitar proyek ikut hidup. Hal itu harus terus dijaga,” kata Dedi.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menata prioritas keuangan. “Jangan beli mobil atau motor dulu sebelum rumah dimiliki. Fondasi kemakmuran harus dibangun lebih dulu,” pesannya.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait
