BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Ancaman gempa besar di Bandung Raya kian nyata. Sesar Lembang, patahan aktif sepanjang 29 kilometer di utara Kota Bandung, berpotensi memicu gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7. Jika bergerak, dampaknya bisa menghantam wilayah padat penduduk di Kota Bandung, Cimahi, hingga Kabupaten Bandung Barat.
“Bukti nyata bisa dilihat dari pergeseran Sungai Cimeta yang telah bergeser sejauh 120 meter, bahkan di beberapa lokasi mencapai 460 meter,” kata Mudrik R. Daryono, peneliti geologi gempa bumi dari BRIN, Minggu (27/9/2025).
Mengapa Sesar Lembang Berbahaya?
Menurut BMKG, aktivitas Sesar Lembang berpotensi menimbulkan guncangan intensitas VII-VIII MMI, atau setara guncangan kuat hingga sangat kuat yang bisa menimbulkan kerusakan sedang hingga berat. Karena wilayah terdampak berada di kawasan padat, risiko korban jiwa dan kerusakan infrastruktur sangat tinggi.
Daerah yang Berada di Jalur Sesar Lembang
Berdasarkan riset BMKG dan BRIN, berikut daftar daerah yang masuk dalam zona rawan:
Zona Merah (Risiko Tinggi)
- Baca Juga:
Kota Cimahi: Kecamatan Cimahi Selatan dan Cimahi Utara, sangat dekat dengan garis sesar.
Kabupaten Bandung Barat: Lembang, Parongpong, dan Cisarua, rawan longsor dan kerusakan infrastruktur.
- Baca Juga:
Kota Bandung Utara: Dago, Ciumbuleuit, dan Cidadap, termasuk kawasan paling berisiko.
Zona Kuning (Risiko Sedang)
Kota Bandung Tengah & Selatan: Lengkong, Buahbatu, Gedebage.
Kabupaten Bandung: Soreang dan Banjaran, guncangan terasa tapi intensitas lebih rendah.
Zona Hijau (Risiko Rendah)
Kabupaten Sumedang: Jatinangor, kemungkinan hanya merasakan guncangan ringan.
Kabupaten Garut Utara: Risiko rendah, namun tetap harus waspada.
Potensi Kerusakan yang Mengancam Bandung Raya
Jika Sesar Lembang kembali aktif, dampak yang mungkin terjadi antara lain:
Kerusakan bangunan: terutama di zona merah dengan infrastruktur yang tidak tahan gempa.
Longsor: rawan di daerah pegunungan seperti Lembang dan Parongpong.
Gangguan infrastruktur vital: listrik, air, dan transportasi di Bandung Raya bisa lumpuh.
Jejak Gempa Besar di Masa Lalu
Penelitian paleoseismologi menunjukkan Sesar Lembang pernah memicu gempa besar pada abad ke-15 dan sekitar 60 tahun sebelum Masehi. Bahkan, jejak tertua tercatat sejak 19 ribu tahun lalu.
“Secara teoritis, gempa besar berikutnya dapat terjadi paling lambat sekitar tahun 2170. Artinya, perkiraan siklus ini sudah relatif dekat dengan masa sekarang,” jelas Mudrik.
Langkah Mitigasi
Meski tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, BRIN, BMKG, BPBD, dan pemerintah daerah menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat.
“Sikap paling bijak adalah tetap waspada dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” tegas Mudrik.
Langkah mitigasi yang perlu diperhatikan masyarakat Bandung Raya antara lain:
Memastikan rumah atau bangunan sesuai standar tahan gempa.
Mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpul aman.
Menyimpan peralatan darurat seperti senter, air, dan obat-obatan.
Kesimpulan
Bandung dan sekitarnya memang memiliki pesona alam dan pertumbuhan kota yang pesat. Namun di balik itu, ada ancaman serius dari Sesar Lembang. Dengan pemahaman risiko, kesiapsiagaan, dan dukungan riset ilmiah, potensi bencana bisa ditekan sehingga masyarakat tetap aman.
Editor : Agung Bakti Sarasa
Artikel Terkait
