CIMAHI,iNews BandungRaya.id - Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menggelar Sidang Terbuka Senat Fakultas Farmasi pengambilan sumpah janji Apoteker.
Pengambilan sumpah janji Apoteker periode Oktober 2025, Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Unjani ini diikuti sebanyak 215 mahasiswa.
Rinciannya terdiri dari 199 mahasiswa angkatan XXXVIII, 8 mahasiswa angkatan XXXVII, 5 mahasiswa angkatan XXXVI, 2 mahasiswa angkatan XXXV, dan 1 mahasiswa tahun angkatan XXXI.
Ketua Panitia Ujian Apoteker Dekan Fakultas Farmasi Unjani Dr. apt. Fahrauk Faramayuda, S.Si., M.Sc mengatakan, mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Unjani telah mengikuti Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Apoteker Indonesia (UKMPPAI).
Uji kompetensi itu diselenggarakan oleh Kolegium Farmasi dan bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) pada tanggal 3 Agustus 2025.
Pada saat itu jumlah mahasiswa yang mengikuti sebanyak 222 mahasiswa dan yang dinyatakan lulus sebanyak 215 mahasiswa.
Predikat kelulusan calon Apoteker berdasarkan hasil yudisium adalah Dengan Pujian 103 mahasiswa,Sangat Memuaskan 96 mahasiswa,Memuaskan 16 mahasiswa.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata 3,74 dengan IPK tertinggi 4,00, dan IPK terendah 3,23.
Lulusan Apoteker terbaik periode Oktober 2025 adalah APT Renova Noviarty Sihite, S.Farm dari Bandung Barat, peraih nilai UKMPPAI CBT Tertinggi Unjani APT Mariasola Gracia Ripka, S.Farm dari Cimahi, dan peraih nilai UKMPPAI OSCE Tertinggi Unjani APT Sarah Nur Faujiah, S.Farm dari Garut.
Ketua Kolegium Farmasi, Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari, M.Sc., Ph.D., FISQua dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Kolegium Dr. apt. Adhyatmika, M. Biotech menyampaikan, selamat kepada Apoteker baru yang telah mengucapkan sumpah janji.
Serta tentunya kepada Unjani khususnya Fakultas Farmasi Unjani yang telah melaksanakan pendidikan dengan baik.
"Pengucapan sumpah Apoteker menjadi sesuatu hal yang esensial karena merupakan simbol komitmen moral dan etik Apoteker dalam melaksanakan praktik kefarmasian," tuturnya, Kamis (2/9/2025).
Dirinya mengingatkan, dalam melaksanakan praktik kefarmasian, para Apoteker baru perlu segera mengintegrasikan diri dengan Konsil dan Kolegium Farmasi.
Yakni rumah besar bagi seluruh tenaga kefarmasian di Indonesia yang meliputi Tenaga Vokasi Farmasi, Apoteker, dan Apoteker Spesialis.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka Apoteker harus memahami pedoman pengelolaan pemenuhan SKP yang menjadi sarana perpanjangan serkom ke depan.
Mengikuti informasi dari Kolegium Farmasi, incharge dengan program Kementerian Kesehatan, serta mengabdi di daerah yang memang masih membutuhkan peran Apoteker.
"Kebutuhan dan ketersediaan Apoteker itu gap-nya masih tinggi. Di tahun ini gap yang muncul adalah sekitar 50%, dan sampai tahun 2032 pun, gap yang ada mencapai 20%, terutama di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan NTB," sebutnya.
Sementara Rektor Unjani Prof. Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si mengatakan, dari 215 lulusan profesi Apoteker terdiri dari 175 perempuan dan 40 laki-laki, berasal dari 24 provinsi (Sumatera dan Papua). Itu menunjukkan jika Unjani semakin dipercaya oleh masyarakat di seluruh Indonesia.
Kepada para lulusan, Agus mengingatkan Apoteker harus mengelola obat dan menjamin pelayanan kefarmasian yang aman, bermutu, bertanggung jawab.
Menjawab tantangan distribusi, keamanan obat, teknologi farmasi dan bioteknologi, serta membutuhkan integritas, empati, dan komitmen pelayanan.
"Ini adalah jadi awal perjalanan profesional dari para lulusan untuk menjadi Apoteker yang bertanggung jawab moral, etika, dan menjungjung profesionalisme," tuturnya. (*)
Editor : Rizki Maulana
Artikel Terkait
