JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Marsekal TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto MDS MSP menegaskan, bangsa Indonesia harus meningkatkan kemampuan deterrence atau daya tangkal dalam menghadapi dinamika geopolitik global.
Pernyataan itu disampaikan Wamenhan saat memberikan kuliah umum di Auditorium Gadjah Mada, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Jakarta, Kamis (17/10/2025).
Kuliah umum Wamenhan itu dihadiri ratusan peserta Program Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXVI dan personel Lemhannas RI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian pendidikan di Lemhannas RI yang menekankan pentingnya sinergi antara aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan dalam menjaga keutuhan serta kedaulatan NKRI.
Gubernur Lemhannas RI Dr Tubagus Ace Hasan Syadzily MSi yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar membuka kuliah umum tersebut.
Kang Ace, sapaan akrab Gubernur Lemhannas, mengatakan, kuliah umum Wamenhan menjadi momen penting bagi peserta untuk memahami arah kebijakan pertahanan Indonesia di tengah perubahan geopolitik global yang sangat dinamis.
Situasi geopolitik saat ini, ujar Kang Ace, menuntut bangsa Indonesia untuk memiliki ketahanan nasional kuat dan adaptif.
"Kemandirian pertahanan, industri strategis, dan persatuan nasional harus terus diperkuat agar Indonesia mampu menghadapi setiap tantangan global,” kata Kang Ace yang juga menjabat Ketua DPD Partai Golkar Jabar ini.
Kang Ace menyatakan, Lemhannas RI sebagai lembaga strategis negara memiliki peran penting dalam membentuk calon-calon pemimpin bangsa berintegritas, nasionalis, dan memiliki visi global.
“Pertahanan bukan hanya tanggung jawab TNI, tapi juga seluruh komponen bangsa. Itulah sebabnya Lemhannas menjadi kawah candradimuka kepemimpinan nasional,” ujar Kang Ace.
Sementara itu dalam kuliah umum, Wamenhan Donny Ermawan Taufanto menyampaikan kebijakan pertahanan nasional di tengah dinamika geopolitik dunia yang tak menentu saat ini.
Wamenhan menegaskan, karena itu, bangsa Indonesia harus meningkatkan kemampuan deterrence atau daya tangkal dalam menghadapi berbagai ancaman dan guncangan geopolitik dunia.
"Kebijakan pertahanan nasional tidak hanya berfokus pada aspek militer, tetapi juga penguatan diplomasi, industri pertahanan dalam negeri, dan pembangunan karakter bangsa yang tangguh," kata Wamenhan.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait