BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Upaya dan kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam menciptakan iklim investasi yang nyaman dan ramah bagi pelaku usaha berbuah manis.
Pada triwulan III tahun 2025, Jawa Barat kembali mencatatkan diri sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia.
Menurut laporan realisasi investasi triwulan III/2025 yang dirilis oleh Menteri Investasi Rosan Roeslani pada Jumat (17/10/2025), Jawa Barat masih menjadi motor utama pertumbuhan investasi nasional dengan capaian yang mengesankan.
Realisasi Investasi Nasional Sentuh Rp491,4 Triliun
Secara nasional, realisasi investasi pada periode Triwulan III 2025 mencapai Rp491,4 triliun, tumbuh 13,9 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Dari total tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mendominasi dengan porsi 56,9 persen atau senilai Rp279,4 triliun, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp212 triliun atau 43,1 persen.
Realisasi investasi hingga akhir Triwulan III 2025 telah mencapai 75,3 persen dari target nasional Rp1.905,6 triliun yang ditetapkan pemerintah tahun ini.
Jawa Barat Kokoh di Puncak Daftar Provinsi Tujuan Investasi
Jawa Barat berhasil mempertahankan posisinya sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai Rp77,1 triliun.
Posisi berikutnya ditempati DKI Jakarta (Rp63,3 triliun), Sulawesi Tengah (Rp33,4 triliun), Banten (Rp30,8 triliun), dan Jawa Timur (Rp30,4 triliun).
Pada sektor PMDN, Jawa Barat juga unggul dengan realisasi Rp41,8 triliun (15%) dari total nasional. Disusul DKI Jakarta sebesar Rp40,8 triliun (14,6%) dan Kalimantan Timur Rp23,5 triliun (8,4%).
Sementara di sektor PMA, Jawa Barat tetap menjadi primadona investor asing dengan nilai USD 2,2 miliar (16,7%), unggul dari Sulawesi Tengah (USD 2 miliar), DKI Jakarta (USD 1,4 miliar), Maluku Utara (USD 1 miliar), dan Banten (USD 0,8 miliar).
Dedi Mulyadi: Investasi Harus Ramah dan Efisien
Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, baik pemerintah provinsi, kabupaten/kota, maupun pelaku industri dan usaha yang telah bersinergi menjaga kepercayaan investor terhadap Jawa Barat.
Ia menegaskan, pemerintah provinsi berkomitmen menjaga stabilitas dan kenyamanan investasi melalui perizinan yang cepat, pembangunan infrastruktur, serta jaminan keamanan dan kepastian hukum.
“Yang dibangun adalah investasi. Bagaimana investasi bisa tumbuh? Ya, harus ramah. Perizinan harus cepat, infrastruktur dibangun dengan baik, dan pemerintah hadir memberi kenyamanan,” ujar KDM, sapaan akrab Gubernur Dedi.
Tegas Lawan Premanisme dan Lindungi Dunia Usaha
Meski capaian investasi tinggi, KDM mengakui masih ada tantangan seperti praktik premanisme di sekitar kawasan industri.
Untuk itu, ia akan menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk membuka layanan aduan cepat tanggap bagi perusahaan.
Menurutnya, langkah ini menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga kenyamanan dunia usaha.
“Pemerintah tidak boleh hanya memungut pajak. Pemerintah harus hadir memberi rasa aman. Dinas Tenaga Kerja di setiap daerah wajib membuka layanan aduan bagi perusahaan,” tegasnya.
Dengan pendekatan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin memastikan dunia industri dan investor memiliki ruang tumbuh yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Kebijakan Proinvestasi Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Jabar
Kebijakan Dedi Mulyadi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif telah berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja.
Investasi yang terus meningkat juga menjadi bukti nyata bahwa Jawa Barat merupakan daerah paling siap menyambut arus modal global dan domestik, sekaligus menjadi penopang ekonomi nasional.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait