Pelatihan Pangan Siap Saji: Langkah Berani Cegah Bahaya Keracunan

Aga Gustiana
Pencanangan Nasional Gerakan Pembinaan Laik Higiene Sanitasi (LHS) dan Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji, di Gedung Moh Toha, Soreang, Selasa (21/10/2025). (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pemkab Bandung bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan Pencanangan Nasional Gerakan Pembinaan Laik Higiene Sanitasi (LHS) dan Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji, bertempat di Gedung Moh Toha, Soreang, Selasa (21/10/2025).

Acara ini diikuti sekitar 7.000 tenaga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari seluruh Kabupaten Bandung. Turut hadir dalam kegiatan tersebut anggota Komisi IX DPR RI Asep Romy Romaya, Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus, Wakil Kepala BGN Sony Sanjaya, Bupati Bandung Dadang Supriadi, serta sejumlah kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia.

Wamenkes Benjamin Paulus menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pekerja SPPG agar dapat mencegah kasus keracunan makanan.

"Kegiatan ini adalah aksi nyata menuju zero accident alias nol kejadian. Kita berharap kejadian-kejadian keracunan seperti yang terjadi di beberapa daerah, tidak lagi terjadi di masa depan," ujar Benjamin kepada awak media usai acara.

Ia juga menyoroti program MBG yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo. Program ini dikatakannya telah menyentuh lebih dari 30 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

"Dulu kita mengejar jumlah. Dari 2 ribu, menjadi 9 ribu. Artinya ada 7 ribu SPPG baru. Mereka ada yang latar belakang catering, tapi ada yang baru mulai. Jadi wajar kalau masih ada kekurangan di sana sini," jelas Wamenkes.

Untuk itu, pemerintah terus memperbaiki sistem dan standar operasional prosedur (SOP) bagi SPPG yang sudah berjalan. Salah satunya dengan menempatkan ahli kesehatan lingkungan dan sanitasi untuk memastikan setiap SPPG memenuhi Laik Higiene Sanitasi (LHS) sehingga risiko keracunan dapat diminimalkan.

"Jadi wajib hukumnya dan sudah diputuskan nanti setiap SPPG akan dikawal oleh ahli sanitasi lingkungan. Jadi ada pegawai tiap hari yang mengecek makanan dan kebersihan. Makanya kita latih dulu," ungkap Benjamin.

Ia menambahkan, "Selain itu tadi saya sampaikan ke para tenaga ahli sanitasi dan kesehatan lingkungan yang kita latih, nanti kalian harus berperan. Tolong sampaikan ke pemilik jika menemukan kondisi tidak layak. Jangan takut sama pemiliknya. Ini untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat," tegas Wamenkes.

Benjamin juga mengapresiasi komitmen Bupati Bandung Dadang Supriatna, yang memastikan setiap SPPG berjalan sesuai prosedur meski proses LHS masih berlangsung.

"Saya kagum di Kabupaten Bandung kepala daerahnya komitmen mendorong penggunaan tenaga ahli sanitasi. Ini bisa menjadi trigger bagi yang lain. Sudah ada 155 SPPG yang sudah berjalan. Ini sudah melayani lebih dari 500 ribu orang dari target sekitar 1,2 juta penerima manfaat," kata Wamenkes.

Ia menegaskan seluruh langkah yang dilakukan Kemenkes bersama BGN bertujuan mencapai zero accident.

"Yang perlu digarisbawahi kejadian keracunan ini sangat kecil. Hanya di beberapa daerah. Sedangkan lebih dari 400 kabupaten/kota enggak ada masalah. Jadi kita berkomitmen, yang masih kurang-kurang kita perbaiki," jelasnya.

Saat ini, seluruh SPPG sedang menjalani proses SLHS. Dari jumlah tersebut, baru 428 SPPG yang telah lulus dan menerima Sertifikat LHS, sementara 3.500 SPPG lainnya masih menunggu hasil laboratorium.

"Seperti di Kabupaten Bandung enggak ada masalah. Apalagi kita punya Bupati yang jadi Ketua AKKOPSI (Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi). Yang mengurusi sanitasi. Terima kasih Pak Bupati sudah mau menambah kerjaan sebagai Ketua AKKOPSI," tambah Wamenkes.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna menekankan bahwa tantangan utama program MBG bukan hanya menyediakan makanan bergizi, tetapi juga memastikan makanan tersebut aman, higienis, dan memenuhi standar LHS.

Kabupaten Bandung berkomitmen menghadirkan pelayanan publik yang berorientasi pada kesehatan masyarakat, termasuk penguatan keamanan pangan siap saji di SPPG.

Melalui pelatihan ini, Bupati berharap seluruh pengelola pangan siap saji, mulai dari sekolah, pondok pesantren, hingga lembaga sosial, dapat meningkatkan kompetensi dalam menjaga keamanan pangan serta memastikan setiap SPPG memenuhi standar LHS.

"Semoga langkah kita hari ini menjadi awal dari transformasi besar dalam penyediaan pangan yang bergizi, aman, dan higienis bagi seluruh anak-anak Indonesia dalam upaya mempersiapkan generasi emas Indonesia," tutur Kang DS, sapaan akrab Bupati

Editor : Agung Bakti Sarasa

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network