Tirta Lie juga menegaskan bahwa penyelenggaraan di Bandung menjadi tonggak baru. Untuk pertama kalinya di Indonesia, festival kuliner besar menggunakan alat makan asli dengan pemisahan warna antara halal dan non-halal: putih untuk halal, merah untuk non-halal.
Dari total 31 tenant, sebanyak 19 di antaranya merupakan pedagang non-halal dan 12 lainnya halal. Semua dipilih langsung oleh Tirta dengan standar keaslian dan cita rasa.
“Saya nggak asal ngambil pedagang. Semua otentik dari daerahnya masing-masing dan punya ciri khas,” tambahnya.
Pengunjung festival dapat menikmati sederet nama legendaris seperti Bakmi Ayam Kampung Kwan Bie 1962 Jakarta, Mie Sei Charlie Kupang, Kopi Es Tak Kie 1927 Jakarta, Bakmi Sinar Rezeki Jakarta, hingga Dendeng Babi Ny. Chen Surabaya.
Lebih dari sekadar kuliner, festival ini menghadirkan pengalaman lengkap: live music performance setiap hari, kompetisi makan bakmi, hingga promo cashback 50 persen melalui QRIS OCTO by CIMB Niaga.
Dalam kesempatan yang sama, Aditia Fahmi, General Manager Tenth Avenue Mall Bandung, menyebut festival ini sebagai bentuk komitmen mall untuk memperkuat posisinya sebagai destinasi keluarga dan ruang kreatif bagi masyarakat Bandung.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait
