Tim Pengmas FITKes Unjani Gelar Pelatihan Pengolahan Ikan Patin ke Puluhan Kader Desa

Adi Haryanto
Tim pengabdian masyarakat Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Unjani ketika menggelar pelatihan pengolahan ikan patin ke puluhan kader PKK di Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (4/11/2025). Foto/Istimewa

BANDUNG BARAT,iNews BandungRaya.id - Kader PKK di Desa Batujajar Timur, Bandung Barat mendapat pelatihan kemitraan pembuatan olahan ikan patin menjadi sosis.

Pelatihan yang diikuti oleh sekitar 30 kader Desa Batujajar Timur ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang digelar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani).

Pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh Dosen Progran Studi Sarjana dan  Pendidikan Profesi Bidan Unjani yang mendapatkan dukungan dari LPPM Unjani.

Kegiatan ini berkolaborasi  dengan pemerintah Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat dan Puskesmas Batujajar.

Pelatihan kemitraan ini didasarkan pada potensi daerah sekitar Batujajar dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan ketersediaan ikan sebagai salah satu sumber protein yang penting bagi ibu maupun anak.

Ketua Tim Penggerak PKK Desa Batujajar Timur Sri Komandani menyatakan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) FITKes Unjani, dosen, dan mahasiswa, yang telah memberikan pelatihan pembuatan olahan ikan patin menjadi sosis.

Pihaknya berharap kegiatan dapat terus terselenggara secara berkesinambungan. Sebab kader mendapatkan ilmu untuk diimplementasikan pada Posyandu yang ada di Desa Batujajar Timur.

“Kegiatan pelatihan kemitraan pebuatan olahan ikan patin menjadi sosis menjadi gerakan inovasi yang menginspiratif. Ini sangat berkesan sekali, saya dan para kader mendapatkan ilmu untuk disebarkan lagi ke tiap posyandu yang ada di masing-masing RW," ucapnya di sela kegiatan, di Aula Kantor Desa Batujajar Timur, Selasa (4/11/2025).

Tim Pengabdian Masyarakat FITKes Unjani yang diketuai oleh Dr. Bdn Rika Nurhasanah, S.ST., S. Keb., M. bersama dosen tenaga pendidikan profesi bidan Unjani Bdn Indria Astuti, S.ST., S.Keb., M. Keb,C.Arom dan Dr. Bdn, Noviyanti, S.ST., M. Keb., MH. Kes., C.Herbs, memberi pelatihan untuk mengedukasi pentingnya gizi.

Serta melatih kaum ibu bagaimana mengolah sumber protein yang didapatkan dari lingkungan sekitar menjadi sajian menarik, sehat, dan bergizi, hingga bisa dikonsumsi semua kalangan.

Sehingga kader akan sinergi dalam mengolah makanan yang menarik dan diminati oleh masyarakat. Mereka akan berdaya dengan mengolah bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar dengan tepat.

Mengonsumsi sosis pada beberapa kondisi memang tidak dianjurkan. Sosis yang disarankan untuk tidak dikonsumsi adalah jenis sosis instan yang mengandung banyak bahan pengawet, MSG tinggi, serta bahan baku yang belum tentu baik untuk dikonsumsi.

Sedangkan sosis ikan patin dapat dikonsumsi dengan aman karena sosis ikan patin dibuat tanpa bahan pengawet dan bahan baku yang aman untuk dikonsumsi khusunya pada ibu hamil dan balita.

Hal tersebut akan membantu dalam pemenuhan gizi yang cukup baik untuk dikonsumsi oleh balita dan ibu hamil karena kandungan ikan patin sangat kaya protein.

Selain itu ikan patin mudah didapat dan mudah untuk dibudidayakan dengan harga beli dapat terjangkau oleh masyarakat.

Tinggal bagaimana mengolahnya menjadi menu dengan tampilan yang menarik dan menggugah selera.

"Memang kita harus pandai-pandai mengolahnya dengan baik menjadi bentuk yang dimintai anak-anak dan ibu hamil, karena ketika diolah dengan tidak variatif bisa mengurangi daya tarik untuk di konsumsi," jelas dosen tenaga pendidikan profesi bidan Unjani Bdn Indria Astuti, S.ST., S.Keb., M. Keb,C.Arom.

Dijelaskannya, Kecamatan Batujajar merupakan daerah yang dekat dengan tambak ikan air tawar salah satunya ikan patin.

Ikan jenis ini mengandung berbagai manfaat bagi ibu hamil dan balita. Di antaranya protein, lemak tidak jenuh, zat besi, asam folat, omega-3, vitamin B12, mineral, dan karbohidrat.

"Inovasi pembuatan sosis ikan patin dapat menjadi alternatif pengolahan pangan ikan patin yang enak dan mudah dibuat," sambungnya.

Sosis ikan patin yang dibuat dalam pengabdian masyarakat ini  komposisinya tidak hanya mengandung ikan patin saja. Namun menambahan wortel sebagai salah satu tambahan gizi khusunya serat dan vitamin.

Sehingga nutrisi yang terdapat dalam sosis ikan patin beragam dan melengkapi kebutuhan gizi ibu hamil dan balita. Adapun materi yang dipaparkan dalam pelatihan ini tentang “Kandungan dan manfaat Ikan Patin bagi Ibu Hamil dan Balita”, yang disampaikan oleh Bdn Indria Astuti, S.ST., S.Keb., M. Keb, dan Dr. Bdn, Noviyanti, S.ST., M. Keb., MH. Kes., C.Herbs.

Selanjutnya mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi secara langsung dan mendemontrasikan cara pembuatan sosis ikan patin yang dibimbing oleh Dr. Bdn Rika Nurhasanah, S.ST., S. Keb., M. Keb.

Setelah dilakukan pemaparan materi dan demonstrasi, dilakukan praktik pembuatan sosis ikan patin oleh para Kader yang dibagi kedalam 3 kelompok secara langsung.

Proses pembuatannya para kader dibimbing dan didampingi oleh Tim Pengabdian Masyarakat dan mahasiswa.

Program ini diharapkan dapat menjadi model edukasi berkelanjutan yang dapat diterapkan di berbagai Desa, sehingga dapat mendukung pemenuhan gizi khususnya ibu hamil dan balita dan dapat meningkatkan status gizi yang baik di Jawa Barat.

Peserta pelatihan Yolanita mengatakan terima kasih kepada Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Unjani Prodi Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan yang sudah meluangkan waktu memberikan pelatihan pembuatan sosis dari bahan ikan patin.

Kegiatan ini sangat bagus karena dapat memotivasi para ibu-ibu di rumah buat lebih kreatif lagi dalam membuat menu makanan.

Karena banyak anak sekarang yang susah  mengonsumsi ikan dan ketika dibuat menjadi sosis maka akan membuat mereka suka makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan.

Hal senada disampaikan Entin Kartini yang mengaku senang karena mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru dalam membuat sosis. Hingga diajarkan sampai bisa untuk nantinya dipraktikkan di rumah supaya meni makanan lebih variatif lagi.

"Ini jadi pengalaman baru dan ilmu baru, karena menambah varian makanan jadi lebih inovatif. Terus yang tadinya bahan hanya digoreng saja, kini bisa diolah jadi makanan yang lebih sehat lagi karena ada tambahan serat dari wortol dan protein dari telornya," ujarnya. (*)

Editor : Rizki Maulana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network