Rektor menjelaskan bahwa sampah bernilai ekonomis seperti plastik, karton, dan kayu bakar tetap bisa dimanfaatkan, sementara sampah non-daur ulang akan diproses di tempat pembuangan khusus yang sudah disiapkan.
“Alat tersebut sudah terpasang di TPS Gor Arcamanik dan akan diuji coba selama satu bulan. Jika berhasil mengolah satu ton sampah per jam, kami akan lanjutkan ke tahap grand launching sebelum Desember ini,” ujarnya.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara perguruan tinggi, BUMN, Kementerian Pendidikan Tinggi, Kementerian Lingkungan Hidup, serta pemerintah daerah, baik provinsi maupun kota. Harits menambahkan, Presiden RI juga dikabarkan tertarik dengan inovasi teknologi yang dikembangkan Unisba tersebut.
Dengan semangat “Smart Engineering for Sustainable Industry”, Unisba tidak hanya meneguhkan kiprahnya dalam bidang akademik dan riset, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait
