Yandi menjelaskan, jika saat kejadian arus deras langsung menyeret dua mobil yakni Toyota Avanza Putih dan Kijang warna hitam. Beruntung dalam kejadian tersebut, tidak ada orang didalam mobil.
"Jadi yang pertama Kijang hitam, terus Avanza putih ngikut. Enggak ada orang di dalam, tapi air besar sekali, enggak bisa ditahan,” katanya.
Yandi menuturkan saat banjir menerjang rumah, ada sekitar lima orang berada dalam rumah saat kejadian dan sempat panik.
Ia pun sempat menggendong pemilik rumah yang sudah lanjut usia ke lantai dua untuk menyelamatkan diri.
“Air langsung besar, merendam rumah. Surutnya baru sekitar jam lima. Saya juga cuman bisa berdoa waktu kejadian takut juga gak bisa apa-apa. Mobil aja kebawa apalagi saya,” ujarnya.
Setelah banjir mulai reda, Yandi pun langsung melapor kepada Ketua RT. Laporan tersebut kemudian diteruskan ke pihak desa.
Sementara itu, Kepala Dusun Cicukang 1, Dewi Ratnapuri, mengatakan tak hanya Benteng rumah, banjir juga merusak satu GOR bulutangkis dan rumah warga. Selain itu ada 30 Kepala Keluarga yang terdampak dari kejadian tersebut.
“Ada sekitar 30 KK terdampak, lebih dari 20 rumah kena. Perabotan ada yang kebawa arus, termasuk mesin jahit dari konveksi rumahan,” katanya.
Warga telah melapor ke RT dan pihak desa. Hingga kini mereka menunggu penanganan lanjutan dari BPBD, Dinas PU, dan Dishub Kabupaten Bandung. Aliran air yang sempit dan tekanan arus kuat diduga menjadi penyebab utama robohnya tembok serta banjir mendadak tersebut.
Editor : Rizal Fadillah
