Adi juga menyoroti rendahnya kedekatan emosional sebagian masyarakat terhadap partai politik. Namun, menurutnya, kondisi tersebut justru menjadi peluang bagi partai besar seperti Golkar untuk memperkuat kepercayaan publik melalui pendekatan lebih substantif dan solutif.
“Pendekatan langsung, dialogis, dan kehadiran nyata di tengah masyarakat tetap menjadi kunci. Politik transaksional tidak lagi relevan untuk pemilih hari ini,” ujarnya.
Selain itu, Adi menyampaikan bahwa meskipun teknologi digital menjadi instrumen penting dalam kampanye politik, komunikasi tatap muka dan kerja nyata di lapangan masih menjadi model paling efektif dalam membangun kepercayaan, khususnya bagi pemilih muda yang kritis dan rasional.
Adi menegaskan, bonus demografi harus dibaca sebagai peluang strategis untuk menghadirkan politik yang lebih manusiawi dan relevan dengan kebutuhan generasi muda.
Dalam hal ini, Golkar dinilai berada pada jalur tepat untuk terus memperkuat peran dan kontribusinya dalam demokrasi Indonesia.
Sementara itu Ketua DPD Partai Golkar Jabar Tubagus Ace Hasan Syadzily yang akrab disapa Kang Ace mengingatkan kader untuk dapat memahami lebih dalam tentang tujuan Partai Golkar, yaitu, meraih cita-cita bangsa, menegakkan Pancasila, dan mengamalkan UUD 1945 untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
"Partai Golkar telah 61 tahun berkiprah bagi bangsa. Karena itu, seluruh kader Partai Golkar harus memberikan dimensi karya kekaryaan dalam pengabdian bagi bangsa dan negara. Tujuan kita berpartai, nawaitu-nya adalah bisa berbuat lebih bagi rakyat," kata Kang Ace.
Karena itu, dia meminta Bupati Garut Abdusy Syakur Amin dan Ketua DPRD Garut yang merupakan kader Partai Golkar, dapat menurunkan angka kemiskinan di Garut yang saat ini mencapai 8,7 persen.
"Maka di 2029 angka kemiskinan harus bisa turun menjadi 7 persen. Kita harus bisa menunjukkan, kader Partai Golkar ketika berkuasa, memberikan yang terbaik untuk rakyat," tutur Kang Ace.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait
