Logo Network
Network

Sayang Jika Dilewatkan, Inilah Amalan-amalan di Hari Arafah

Rizal Fadillah
.
Sabtu, 09 Juli 2022 | 11:40 WIB
Sayang Jika Dilewatkan, Inilah Amalan-amalan di Hari Arafah
Inilah sejumlah amalan yang bisa dilakukan di Hari Arafah. (Foto: Freepik)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Hari Arafah atau yang bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari yang istimewa bagi umat Islam.

Sebagaimana dalam hadist riwayat Muslim dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada hari yang lebih banyak di mana Allah membebaskan seorang hamba dari neraka melebihi Hari Arafah.'

Inilah alasan mengapa umat Islam dianjurkan melakukan banyak amal ibadah di Hari Arafah.

Salah satu amalan yang banyak dilakukan di Hari Arafah adalah puasa Arafah.

Namun selain puasa, ada sejumlah amalan lain yang bisa dilakukan untuk mendapat berkah di Hari Arafah.

Berikut ini, amalan-amalan di Hari Arafah yang sayang jika dilewatkan:

1. Memperbanyak doa 

Mintalah segala kebutuhan (hajat). Hari Arafah adalah sebaik-baiknya waktu untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

Artinya: "Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah." (HR Tirmidzi nomor 3585)

"Setiap muslim sangat menginginkan kesempatan untuk melakukan ibadah haji. Salah satu alasannya karena wukuf di Padang Arafah, yaitu salah satu saat di mana doa akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala," terangnya.

2. Memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala 

Pada hari Arafah limpahan maghfiroh Allah Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya akan mengalir sebagai bentuk keagungan-Nya.

Dalam riwayat dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

,مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ“

Artinya: "Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka kepada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?" (HR Muslim nomor 1348)

3. Menebar kebaikan, beramal salih dan bersedekah 

Ini bisa dikerjakan kaum Muslimin yang tidak beribadah haji. Tujuannya untuk mendapatkan perhatian Allah Subhanahu wa ta'ala sekaligus ridha-Nya.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً“

Artinya: "Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: 'Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu'." (HR Ahmad)

4. Puasa Arafah 

Bagi yang sedang tidak berhaji jangan berkecil hati karena dapat menjalankan puasa sunah tersebut agar mendapatkan keutamaannya, yakni diampuni segala dosa-dosa.

"Pada hari Arafah, Allah melimpahkan rahmat-Nya, memberikan ampunan bagi hamba-Nya karena puasanya. Para setan cemburu, bahkan geram, sebab banyaknya ampunan yang dilimpahkan Allah bagi umat Islam," katanya.

Sebagaimana dalam salah satu riwayat hadis dijelaskan, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim nomor 1162)

5. Memperbanyak zikir dan tahlil sebagai tanda peneguhan keimanan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

"Hari Arafah bisa menjadi momentum yang sangat istimewa, maka perbanyaklah zikir dan kalimat tahlil sebagai amalan yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam," tuturnya.

Terdapat kalimat tahlil yang dibaca Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam saat hari Arafah, yaitu:

أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَ النَّبِيُّوْنَ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ ، وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر

Artinya: "Kalimat utama yang aku dan para nabi ucapkan pada senja hari Arafah adalah: Laa Ilaha Iillallah Wahdahu Laa Syarika Lah Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai-in Qadiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)." (HR Ath-Thabrani)

6. Mengumandangkan takbir sebagai bentuk kebesaran Allah Azza wa Jalla

غَدَوْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ مِنًى إِلَى عَرَفَاتٍ مِنَّا الْمُلَبِّى وَمِنَّا الْمُكَبِّرُ

Artinya: "Kami pagi-pagi bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dari Mina menuju Arafah, di antara kami ada yang bertalbiyah dan di antara kami ada yang bertakbir." (HR Muslim nomor 1284)

Allahu a'lam bisshawab.***

Editor : Rizal Fadillah

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.