get app
inews
Aa Read Next : Studi Kaukus Keswa, Pemilu 2024 Tingkatkan Kecemasan dan Depresi

Bocah 11 Tahun Meninggal Dunia Akibat Depresi Karena Dipaksa Setubuhi Kucing

Kamis, 21 Juli 2022 | 18:30 WIB
header img
Seorang anak meninggal dunia akibat depresi. (Foto: net/ilustrasi)

TASIKMALAYA, INEWSBANDUNGRAYA - Seorang anak berusia 11 tahun di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia akibat depresi.

Depresi tersebut dipicu setelah dirinya dipaksa menyetubuhi kucing oleh rekan sebayanya.

Manajer Program LPA Jabar, Diana Wati mengaku, pihaknya sudah menerima informasi mengenai kasus tersebut. Menurutnya, anak itu mengalami depresi setelah dipaksa oleh rekan sebayanya untuk menyetubuhi kucing.

Kemudian, momen ketika anak itu menyetubuhi kucing disebar oleh para terduga pelaku di media sosial. Anak itu pun lalu mengalami trauma dan depresi hingga meninggal dunia.

"Si anak sebelum terjadi perundungan itu dan sebelum terjadi proses meninggal, si anak itu dikenai kekerasan dulu, ya, perundungan oleh teman-temannya begitu sampai ke arah si anak diminta untuk melakukan hubungan seksual ke binatang," ucap Diana kepada wartawan pada Kamis (21/7/2022).

"Dia tentu mengalami trauma yang hebat atau gejolak yang hebat," tambahnya.

Diana mengatakan, anak itu diduga tak berani menceritakan soal kasus yang dialaminya kepada orang tuanya sehingga tertekan. Meskipun demikian, pihaknya masih mencoba melakukan sejumlah pendalaman agar dapat mengetahui kronologis peristiwa itu secara rinci.

"Kami sedang mencari info lain apakah ada penyakit lain yang diderita anak atau murni dari dia gak mau makan karena saking tertekannya," ungkapnya.

Selain melakukan pendalaman, Diana juga meminta ke pihak perlindungan anak di Kabupaten Tasikmalaya agar mulai menjalin komunikasi dengan para terduga pelaku yang diduga mengakibatkan kematian korban. Jangan sampai, ada korban lain yang diakibatkan ulah dari para terduga pelaku yang masih anak-anak.

"Mencoba untuk diskusi juga dengan anak-anak yang menjadi pelaku, khawatir ada korban lain dari mereka atau bahkan ada pelaku orang dewasa yang melakukan hal tersebut," katanya.

Diana menilai, adanya kejadian itu terjadi karena imbas dari salahnya pola asuh yang dilakukan orang tua. Di sisi lain, dia juga menyayangkan sistem perlindungan digital bagi anak-anak di Indonesia oleh pemerintah belum begitu baik.

"Tidak ada perlindungan digital yang dilakukan oleh pemerintah karena hampir semua anak-anak kita mempunyai handphone dan memang saat ini dunia digitalnya sangat mengkhawatirkan, itu menjadi faktor utama kenapa hal tersebut terjadi pada anak-anak kita," pungkasnya.***

Editor : Rizal Fadillah

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut