JAKARTA, INEWSBANDUNGRAYA - Komuji bekerja sama dengan Atelir Ceremai telah menggelar Festival Merawat Beda ke-3, bertajuk “Kolab-Balik” pada hari Sabtu (23/7/2022).
Kegiatan ini digelar di kafe sekaligus ruang usaha kreatif milik Atelir Ceremai, bertempat di Jalan Rawamangun Muka Barat A/1 RT 01 RW 0012, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta.
“Kolab-Balik” dipilih sebagai tajuk adalah hasil rumusan dan kesepakatan bersama antara pihak Komuji dan Atelir Ceremai. Frasa tersebut dirasa sangat mewakili esensi dan maksud acara yaitu ajang kolaborasi antar disiplin seni yang mengusung spirit menghargai keberagaman dan merayakan perbedaan.
Di dalamnya mengandung spirit inklusif yang melibatkan beberapa sastrawan, musisi, perupa, dan sineas untuk berkarya. Spirit tersebut lahir sebagai respon dari masalah sosial yang samar dan tak pernah benar-benar surut di masyarakat, yaitu minimnya tenggang rasa dan saling menghargai berbagai perbedaan.
“Kolab-Balik” bertujuan menjadi ruang stimulant publik, khususnya bagi anak muda, melalui seni. Program ini berbentuk kegiatan bincang seniman, dan panggung pertunjukan. Baik seniman maupun apresiator, diharapkan mampu menuai nilai positif secara tersurat dan tersirat.
Tersurat, yaitu terjalinnya pergaulan antar kelompok masyarakat dan disiplin seni dengan semangat pertemanan sehingga mendorong industry kreatif. Tersirat, yaitu dimaknai sebagai gerakan perubahan positif, yakni kesadaran keragaman dan menerima perbedaan di masyarakat, yang terus disuarakan anak muda di kemudian hari.
Adapun rangkaian acara “Kolab-Balik” yaitu Bincang Seniman (loka karya) dan Panggung Pertunjukan. Bincang seniman menghadirkan 3 pembicara, yaitu Fajar M Fitrah (sastrawan), Dolby Byba Sakula (perupa), dan Aras Sintia (sineas) dan 2 moderator Syarif Maulana (filsuf) dan Hamzah Muhammad (budayawan).
Topik yang diangkat menyoal keberagaman serta sikap seniman di tengah konflik tersebut dengan sudut pandang kekaryaan dan disiplin ilmu masing-masing. Posisi seniman dengan karya-karya yang pernah dibuatnya, diharapkan bias merepresentasikan poin solusi atau sekadar sudut pandang otentik sebagai opini yang menjadi kekayaan interpretasi untuk dibagikan kepada publik.
Panggung pertunjukan adalah kegiatan puncak “Kolab-Balik” menampilkan 3 grup dan 1 solois dari skena dan sub-genre berbeda. Adapun penampilnya adalah Om Peler (orkes, Jakarta), Kabar Burung (pop, Jakarta), Bob Anwar (country, Bandung), dan Imam Kelana (Folk, Bandung).
Masing-masing penampil akan membawakan karya orisinalnya dan turut berkampanye tentang inklusivitas. Selain menjadi hiburan publik, panggung pertunjukan ini diharapkan juga menjadi sarana silaturahmi, baik antar penampil maupun dengan apresiatornya, dan memiliki sisi edukasi dalam koridor tersendiri.
Adapun produk yang ingin dihasilkan dari “Kolab-Balik” adalah sebuah program kolaborasi antar komunitas, yaitu Komuji dan Atelir Ceremai yang terdokumentasikan dan diakses publik.
Program kolaboratif kreatif ini berbentuk bincang seniman yang melibatkan 3 orang pembicara lintas displin seni dan 2 orang moderator pegiat seni sekaligus budayawan; juga panggung pertunjukan yang menampilkan 3 grup music dan 1 soloislintas sub-genre.
Dengan gelaran “Kolab-Balik” diharapkan bias menginspirasi pelaku seni dan para apresiator tentang bahaya sifat eklusivitas serta semakin mengukuhkan paham inklusivitas di masyarakat.
“Kolab-Balik” hadir sebagai ruang stimulant public untuk berkolaborasi sehingga terjalin pergaulan antar kelompok masyarakat dan disiplin seni. Ruang kolaborasi semacam ini berpotensi mendorong jalur industry kreatif ketika dimaknai anak muda sebagai gerakan perubahan positif dan terus disuarakan di kemudian hari.
Editor : Rizal Fadillah