BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pelukis cilik khususnya di Kota Bandung terbilang minim, salah satu sebabnya adalah mulai jarang adanya event seni rupa yang melibatkan anak-anak hingga tempat representatif untuk menggelar pameran lukisan.
Hal ini utarakan salah satu Founder Institut Drawing Bandung (IDB) Isa Perkasa saat Diskusi Pameran Anak Indonesia Berani Kreatif di Galeri Pusat Kebudayaan (GPK), Jalan Naripan 9, Kota Bandung, Kamis (28/7/2022).
Menurutnya, menggambar bagi anak-anak merupakan cara mereka bercerita dan mengekspresikan diri. Sehingga makna pesan yang ingin disampaikanya tentu berbeda-beda sesuai dengan imajinasinya.
Melihat hal tersebut, pihaknya mencoba kembali meningkatkan pelukis cilik, dengan mengadakan pameran lukisan hasil karya dari anak-anak. Total lukisan hasil dari 10 perupa cilik ini ada 80 lukisan, masing-masing dari mereka menampilkan 8 lukisan karya seninya.
“Pameran ini adalah riset (IDB) untuk mengembalikan anak-anak Bandung menyukai jalur seni rupa. Karena saat ini seniman pelukis cilik itu sudah hilang. Jadi dengan itu kita mengangkat kembali tentang fenomena pelukis cilik,” ujarnya
Isa Perkasa menjelaskan, Perupa anak anak Bandung yang ikut serta ini bukan hasil dari bimbinganya, melainkan mencari melalui media sosial dan orang terdekat yang anak-anaknya senang melukis.
“Para peserta di sini tidak dibimbing, kita mencari dari media sosial dan teman-teman bagi anak anak yang bisa mengambar untuk dibuatkan pameran bersama walaupun banyak sekali hal yang belum tertampung,” jelasnya.
Sementara itu, Kurator Pameran Anak Indonesia Berani Kreatif Andi Yudha mengatakan, bahwa mengambar merupakan cara anak-anak untuk mengekspresikan dan mencurahkan isi hati serta pikiranya.
“Karena sebelum anak bisa membaca, menulis dan menghitung tentunya mereka belajar mengambar terlebih dahulu,” katanya
Sebagai Kuratorial di pameran lukisan anak, Andi Yudha menjelaskan bahwa mengkurasi hasil karya seni anak bukan perkara mudah. Karena setiap anak berbeda-beda dalam menyampaikan ekspresinya pada lukisan.
“Mengkurasi hasil karya anak anak ini tidaklah mudah, karena karya yang mereka buat merupakan sebuah ekspresi bukan hanya sekedar untuk ikut dalam pameran saja,” ucap Andi Yudha.
Menurutnya anak-anak tidak menggambar hanya semadar untuk mengikuti pameran saja, karena imajinasinya pasti ada cerita tersirat di dalamnya.
Karena bagi anak anak mengambar merupakan salah satu cara mereka berkomunikasi, menyampaikan pesan, keinginan dan mimpi. Oleh sebab itu tidak mudah menilai dan menafsirkan karya seninya.
“Contohnya orang tua yang mengomentari gambar apel anaknya itu salah dalam bentuknya. Tapi hal itu bisa dipatahkan saat anak tersebut menceritakan bahwa apel yang di gambarnya itu adalah apel busuk” lanjut Andi.
Menurut Andi, tidak semua orang, bahkan orang tuanya sendiri bisa menafsirkan karya dari anaknya tersebut.
“Pameran ini juga bisa menjadi salah satu inspirasi untuk para orang tua dalam melihat dan mengembangkan potensi anak-anak dalam bidang kreatif, contohnya saat melihat hasil karya seni seorang dimana lebih baik orang tua menanyakan dan menyuruh anaknya bercerita apa yang dia gambar dari pada mengoreksinya secara langsung,” pungkasnya. (*)
Editor : Abdul Basir