BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Tradisi peringatan 10 Muharram menjadi kegiatan rutin dari masyarakat adat Kabuyutan Gegerkalong, Setiabudi Kota Bandung.
Sesepuh Kabuyutan Gegerkalong Abah Yusuf Bahtiar di Gegerkalong mengatakan tak kegiatan turun temurun, tradisi Suroan juga dijadikan wadah untuk mendoakan kebaikan NKRI.
"Kita munajat terus mendoakan para pemimpin bangsa dan buat rakyat agar negeri ini tidak hancur karena ulah intoleransi, mereka yang mengakui diri sebagai khilafah paham merusak tatanan negara, merusak adat budaya yang ribuan tahun kami jagi," kata Yusuf, di Gegerkalong, Setiabudi, Kota Bandung, Senin (8/8/2022).
Yusuf menegaskan, upaya pemeliharaan tradisi dan budaya harus dilakukan oleh setiap elemen masyarakat. Apalagi hal itu telah dituangkan dalam Undang-undang Pemajuan Kebudayaan.
"Kami berjalan sesuai dengan UU nomor 5 tahun 2017 Pemuliaan adat budaya dan Permendagri nomor 18 tahun 2018 tentang adat budaya di daerah," tegasnya.
Terkait kegiatan peringatan Asyura, lanjut Yusuf, pihaknya melakukan serangkaian kegiatan mulai dari ziarah makam hingga kegiatan seni. Setidaknya puluhan peserta dari perguruan se-Bandung Raya ikut hadir dalam kegiatan tersebut.
"Kita ziarah ke makam leluhur dihadiri oleh perguruan-perguruan se Bandung Raya, dari sini kira ke Masjid setelah itu ke makam, berdoa kita kembali ke balai kabuyutan," ucapnya.
"Tadi juga ada hiburan, dari buah kelapa keluar merah putih, nama cucu imam husein as. Jadi adat budaya Nusantara ini adalah warisan leluhur sejak seribu tahun lalu, syuraan. Setelah ini kita akan munajat di malam hari sekaligus di majelis shalawat kabuyutan gegerkalong, kita bermunajat mengenang terbantainya keluarga nabi di Padang Karbala," tandasnya. (*)
Editor : Abdul Basir