get app
inews
Aa Read Next : BigSocial dengan Teknologi Artificial Intelligence Mampu Mitigasi Kekerasan Seksual

Cegah Kekerasan Seksual, Bu Cinta: Penting Punya Skill Bela Diri dan Berani Lapor

Selasa, 27 September 2022 | 16:35 WIB
header img
Deklarasi Anti kekerasan seksual di Universitas Bhakti Kencana. Foto/Zhafran

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Maraknya tindak kekerasan seksual ikut menjadi perhatian istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Atalia Praratya. Pasalnya, bukan hanya terjadi di masyarakat umum, tindak kekerasan seksual juga kerap terjadi di institusi pendidikan.

Atalia mengatakan, akhir-akhir ini kekerasan seksual sering terjadi di sekolah, pesantren maupun lembaga keagamaan. Begitu juga dengan wilayah kampus.

Menurutnya, kasus yang muncul ke permukan tak lain karena mereka yang menjadi korban berani melapor. Dirinya sulit membayangkan berapa banyak yang tidak melapor, sebab dari data tindakan kekerasan seksual cukup tinggi.

"Jadi kasus-kasus kekerasan di kampus, itu tidak saja dilakukan oleh teman, pacar, atau bisa jadi dilakukan oleh orang-orang yang dianggap lebih superior, seperti dosen atau rektor," kata Atalia usai mengisi talkshow bertajuk Anti Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi di Universitas Bhakti Kencana, Selasa (27/9/2022).

Oleh karenanya, Atalia mengingatkan pentingnya proteksi diri. Mengingat kekerasan seksual tidak hanya menyasar remaja atau perempuan secara gender, sama halnya dengan laki-laki yang bisa menjadi korban.

"Mereka harus mampu melindungi diri, dengan cara mereka punya modal keberanian untuk melapor. Itu saja sudah penting. Atau mereka sedikit punya ilmu bela diri supaya minimal bisa memproteksi dirinya sendiri," ucap Atalia.

Kemudian, faktor lingkungan juga menjadi penentu pencegahan tidak kekerasan seksual. Mengingat, kata dia, beberapa kasus saat dilaporkan, mereka menganggap hal itu bukan termasuk pelecehan seksual, bahkan dianggapnya sebagai bercanda.

Atalia menegaskan, tidak boleh lagi ada istilah bercanda untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindak kekerasan seksual. Sekedar colek mencolek atau lewat verbal juga hal itu tidak diperbolehkan.

"Maka memang penting sekali untuk diberikan pemahaman kepada masyarakat terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan," tandasnya.


Atalia Praratya usai mengisi talkshow bertajuk Anti Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi di Universitas Bhakti Kencana. Foto/Zhafran

Sementara itu, Rektor Universitas Bhakti Kencana (UBK), Entris Sutrisno mengatakan, kampusnya sangat concern dengan tindak kekerasan seksual. Bahkan UBK memiliki lembaga ad hoc untuk menangani kasus kekerasan seksual.

Untuk semakin mendukung pencegahan dan perlawanan terhadap kekerasan seksual, UBK juga membuka layanan hotline di situs kampus.

"Barangkali ada mahasiswa yang memang merasa dirinya terancam atau terganggu bisa mengadukan ke hotline kami dan itu yang masuk rahasianya dijamin," kata Entris.

Kendati demikian, pihaknya bersyukur hingga saat ini belum ada kejadian kekerasan seksual di kampunya. Tak hanya itu, Prodi Psikologi UBK juga turut dilibatkan dengan membuka konsultasi.

"Mudah-mudahan tidak ada (kekerasan seksual)" ujarnya.

Usai mengisi pembekalan, Atalia lantas membacakan bersama-sama Deklarasi Anti Kekerasan Seksual, Narkotika dan Korupsi bersama-sama 1.500 lebih mahasiswa baru Universitas Bhakti Kencana. Lantas dilanjutkan dengan penandatanganan spanduk anti kekerasan seksual. 

 

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut