BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Sebanyak 7.568 atau 7,59 persen balita di Kota Bandung mengalami stunting.
Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya akibat kekurangan gizi jangka panjang.
Maka dari itu, pemkot Bandung membentuk Tim Audit Kasus Stunting (AKS) untuk mengakselerasi penanganan masalah ini.
Pembentukan Tim AKS tersebut melalui Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 800/Kep.850-DPPKB/2022. Hal itu untuk menekan angka sunting di Kota Bandung.
Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, data SSGI tahun 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Kota Bandung sejumlah 26,40 persen.
Berdasarkan hal ini, dalam setahun setidaknya Pemkot Bandung perlu melakukan audit stunting sebanyak dua kali.
"Sekarang merupakan audit pertama yang mengambil sampel dari dua kecamatan dan kelurahan," kata Dewi di kantornya pada Senin (17/10/2022).
Lokasi tersebut, lanjut dia, antara lain sampel dari Kecamatan Babakan Ciparay, Kelurahan Margahayu Utara, dan Kecamatan Bandung Kidul, Kelurahan Kujangsari.
Dipilihnya empat lokasi ini, imbuh Dewi, karena data prevalensi stunting di sana masih tergolong tinggi.
"Sasaran yang diaudit terdiri dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta berisiko stunting yang telah dianalisis oleh masing-masing tim pakar. Hasilnya akan dipaparkan hari ini," tandasnya.
Menanggapi hal ini, Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana menyampaikan, stunting bukan hanya mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisik, tapi juga perkembangan lainnya.
"Upaya yang sudah kita lakukan dari 2019 yakni melalui Bandung Tanginas. Kita sudah turun ke semua kecamatan," papar Yunimar.
Sejak 2019 Pemkot Bandung bekerja sama dengan Baznas untuk menyediakan makanan siap santap bergizi di 15 kelurahan lokus stunting.
Program ini terus bertambah hingga tahun 2021 sebanyak 151 kelurahan telah tersasar Bandung Tanginas.
"Kita juga melakukan pelatihan posyandu, ada buku catatan kader cerdas stunting sebagai bahan referensi untuk mengetahui apa itu stunting dan cara penanganannya," jelasnya.
Tahun ini Pemkot Bandung akan kembali bekerja sama dengan Baznas melalui program pemberdayaan keluarga tanginas.
"Sekarang tidak hanya penerima manfaatnya, tapi juga keluarganya harus kita dampingi agar lebih paham," ungkapnya.
Program Bandung Tanginas membawa Pemkot Bandung memperoleh Penghargaan Perencanaan Daerah Tahun 2022 Tingkat Provinsi.
"Kita dapat Juara 1 Inovasi Pembangunan dengan Tema Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural," tuturnya.
Selain program Bandung Tanginas, Pemkot Bandung juga akan meluncurkan program pemberdayaan Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber) di setiap kelurahan.
"Akan ada 755 sasaran yang jadi penerima manfaat dari program budikdamber. Keluarga tersebut juga akan mendapatkan pendampingan intens. Sehingga kita tidak hanya membagikan, tapi ada pendampingan sampai mereka paham dan berhasil," imbuhnya. (*)
Editor : Abdul Basir