JAKARTA, INEWSBANDUNGRAYA - Kunjungan delegasi bisnis Republik Sudan ke pabrik kedua PT Oneject Indonesia (Oneject) selaku sister company PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dimaknai sebagai dua hal positif.
Kunjungan delegasi Sudan yang difasilitasi oleh Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuktikan Oneject menjadi salah satu mitra pemerintah di bidang pengadaan alat-alat kesehatan (alkes).
Sehingga Oneject dipilih sebagai showcase memperlihatkan keunggulan Indonesia sebagai produsen alat kesehatan, khususnya untuk produk jarum suntik sekali pakai, rusak.
"Hal tersebut menunjukkan juga produk alkes Indonesia mampu bersaing di pasaran ekspor, sehingga sejumlah negara mulai tertarik bekerjasama dengan Indonesia dalam hal pengadaan alkes di negaranya," kata CEO PT Oneject Indonesia Jahja T. Tjahjana, dalam keterangan resminya, Senin (31/10/2022).
Untuk diketahui, Oneject merupakan produsen alat suntik Auto Disable Syringe (ADS) dan Safety Needle terbesar di Asia. Sejak tahun 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai mencanangkan penggunaan alat suntik yang aman di seluruh dunia.
Perusahaan menerapkan teknologi Oneject Smart Syringe, yakni perpaduan antara Oneject Auto Disable Syringe dan Oneject Safety Needle.
Dalam kunjungannya ke pabrik kedua Oneject di Cikarang tersebut, delegasi Republik Sudan yang membawa 23 orang pengusaha dari berbagai bidang, menyatakan minatnya menjadi distributor dari produk-produk yang dihasilkan Oneject, khususnya untuk ADS.
Selain menyaksikan secara langsung fasilitas produksi alat kesehatan Oneject yang modern dan didukung dengan sejumlah peralatan berteknologi canggih (hi-tech), delegasi Sudan menyanggupi untuk bekerjasama di masa datang.
Dirut IRRA Heru Firdausi Syarif Jahja mengemukakan, selama ini produk Oneject telah diekspor ke sejumlah negara antara lain Italia, Jerman, Nepal, Kuba, Pakistan, Algeria, Kenya, Tanzania, Sri Lanka, Ukraina, dan ke lembaga internasional lainnya.
Karena itu untuk memasuki Pasar Sudan, pihak Oneject melakukan sejumlah upaya antara lain dengan mengirimkan tenaga marketing guna menjelaskan mengenai pengetahuan produk (product knowledge).
"Selain itu senantiasa mencari mitra profesional dan tenaga yang kapabel dalam hal penyediaan perlengkapan medis ke Sudan, termasuk juga nantinya akan berupaya memperluas pasar di Sudan melalui penetapan mitra strategis sebagai perwakilan perusahaan di sana," ungkapnya.
Sebagai mitra pendamping dari pihak pemerintah dalam kunjungan tersebut, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJ-PEN) Kementerian Perdagangan, Marolop Nainggolan mengemukakan, pemerintah mengakomodasi perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor, agar menjadi eksportir unggulan di pasar global melalui berbagai layanan/fasilitasi yang bisa dimanfaatkan oleh eksportir untuk mengembangkan ekspornya.
Benua Afrika memiliki potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk dari Indonesia, dan salah satunya adalah di negara Republik Sudan. Saat ini Indonesia menempati posisi ke 10 sebagai mitra dagang terbesar ke Sudan.
Sampai dengan bulan Agustus 2022, menurut data nilai ekspor Indonesia ke Sudan senilai US$85,14 juta dengan produk ekspor yang diminati oleh negara Sudan antara lain minyak kelapa sawit, margarin, saus, asam timbal, sel primer dan baterai primer lainnya.
DJ-PEN berharap, pengembangan industri kesehatan dalam negeri berorientasi ekspor dapat terus berkembang dan bersaing dengan berbagai produk dan jasa kesehatan luar negeri, serta mengambil peran lebih banyak dalam mendukung kesehatan global.
Penguatan industri kesehatan di tingkat domestik menjadi basis arsitektur kesehatan global yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan jejaring kerja sama untuk kolaborasi manufaktur dan pusat-pusat penelitian pengembangan vaksin, obat dan alat diagnostik.
Editor : Rizal Fadillah