get app
inews
Aa Read Next : Hadiri Pemakaman Solihin GP, Jusuf Kalla: Beliau Tokoh Bangsa

JK: Menteri Keuangan Jangan Menakut-nakuti Rakyat dengan Resesi Ekonomi

Kamis, 03 November 2022 | 17:07 WIB
header img
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani, untuk tak menakut-nakuti masyarakat dengan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi pada tahun 2023.

 

 

 

 

 

 

 

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani, untuk tak menakut-nakuti masyarakat dengan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi pada tahun 2023 mendatang.

Hal itu dikemukakannya dalam dialog ekonomi terbatas bertajuk "Menakar Ketahanan Ekonomi Indonesia dalam Menghadapi Krisis Global" di kediaman Ketua Dewan Pembina Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Jabar, Agung S. Sutisno, Kamis (3/11/2022)

"Saya telepon Menkeu. Ga bener ini kita punya Menkeu yang nakut-nakutin seolah ekonomi mau kiamat. Energi dan pangan kita masih sangat kuat. Jangan samakan dengan negara lain," kata Wapres yang akrab dipanggil JK ini.

Menurutnya, fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat. "Listrik kita surplus. Batubara berlimpah. Minyak memang ada impor, tapi kita masih bisa genjot produksi sendiri. Eksportir dari Kalimantan, Sulawesi atau Jabar kini dapat keuntungan lebih banyak."

JK mengingatkan para peserta diskusi --yang sebagian besar adalah pengusaha-- atas krisis yang terjadi pada tahun 1998. Saat itu, resesi tak bersifat nasional. Buktinya, orang Sulawesi bergembira. Kalau sebelumnya naik haji harus jual coklat sebanyak 5 ton, saat krisis malah cukup dengan 1 ton. 

Begitupun saat ini, krisis hanya terjadi di beberapa negara Amerika dan Eropa, tapi bukan di Asia, termasuk lndonesia. "Pertumbuhan ekonomi Vietnam mencapai 7,5%, Filipina 7%, Malaysia 6%, kita di 5%, jadi ga perlu terlalu dikhawatirkan," jelas mantan Ketum DPP Partai Golkar ini.

"Saya telepon Sri mulyani eh kamu jangan takut-takutin orang. Orang nanti pada beli dolar, rupiah semakin anjlok.Inflasi bukan sesuatu yg harus dikhawatirkan, karena akan mendorong orang untuk tingkatkan produksi. Perusahaan bangkrut bukan karena inflasi, tapi karena salah urus, mungkin karena utang terlalu banyak," kata JK. ***

Editor : Ude D Gunadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut