INDRAMAYU, INEWSBANDUNGRAYA - Satu dari dua Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IX Jawa Barat (Jabar) sudah membuktikan tajinya. Karya buatan anak didik SMKN 1 Losarang bahkan dipesan sampai ke China.
Produk yang digarap SMKN 1 Losarang adalah masker kain. Diakui Wakil Kepala bidang Humas SMKN 1 Losarang, Aan Sulistyawan, produksi pelajar anak didiknya itu bahkan bisa menembus pasar internasional.
Momen itu bertepatan dengan pandemi Covid-19 pada 2020 hingga 2021 lalu. SMKN 1 Losarang kebanjiran permintaan dari mitra industri untuk produk masker kain hasil karya anak didiknya ini.
Aan mengatakan, kerja sama industri yang dilakukan sekolahnya adalah penyediaan masker kain itu. Industri yang bekerjasama dengan sekolahnya adalah perusahaan China yang memiliki cabang di Jabar, yakni PT Yalong.
"Selama kurang lebih dua tahun, produksi masker kain di kirim ke China. Produksinya mencapai 20 ribu masker kain," kata Aan.
Kendati demikian, permintaan masker kainnya di masa pemulihan pascapandemi Covid-19 tidak sebanyak beberapa tahun ke belakang. Tak berdiam diri, sekolahnya tetap berusaha untuk produktif.
Upaya yang dilakukan SMKN 1 Losarang adalah dengan mengalihkan produksi masker kain menjadi hijab. Rencana ini terus diupayakan untuk bisa segera dilaksanakan.
"Usai pandemi, produksi masker akan dialihkan ke jenis produksi kain lainnya seperti pembuatan hijab. Kita tengah persiapkan untuk hal itu dalam waktu dekat ini," ujar Aan.
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMKN 1 Losarang, Armani Charli mengatakan, kerja sama yang dilakukan sekolahnya dengan pihak industri tidak hanya soal masker kain. Mengingat di SMKN 1 Losarang terdapat tujuh jurusan, yakni Jurusan teknik kendaraan ringan, teknik permesinan, teknik elektronika industri, teknik komputer dan jaringan, teknik pertanian, teknik pengelasan dan teknik kimia industri.
Maka dari itu, pihaknya terbuka kepada pihak industri untuk menjalin kerja sama dengan disesuaikan pada kompetensi teaching factory yang tersedia di sekolah.
“Kita terus berupaya untuk meningkatan kerjsama dengan pihak industri dari waktu ke waktu. Artinya di setiap teaching factory kita punya kerjasama dengan industri yang relevan. Misalnya di teknik komputer dan jaringan itu kita bisa menjadi provider untuk menyediakan jaringan internet baik untuk lembaga ataupun mandiri,” kata Armani.
Armani menjelaskan, produksi anak didiknya di jurusan lain tak kalah hebat. Dari teknik pengelasan, mereka mampu membuat produk rangka kursi dengan kualitas ekspor. Sedangkan anak teknik elektronik menciptakan lampu emergency.
“Di teknik permesinan kita sudah bekerjasama dengan industri untuk memperoduksi baut, alat berat dan lain-lain,” paparnya.
Produksi karya di SMKN 1 Losarang. Foto: Ist
"Bengkel mobil yang ada di SMKN 1 Losarang, kini sudah bersifat profit oriented. Layanannya sudah bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Dengan kualitas mekanik pelajar yang berkompeten, bisa melakukan service kendaraan dengan baik," ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset produk yang kaitannya dengan industri kreatif pada SMK BLUD se-Jabar bisa menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah itu sendiri.
Akan tetapi dengan hadirnya BLUD yang berkaitan dengan industri kreatif, tidak sekadar diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi.
"Dan menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda yang mandiri," ujar Dedi Supandi.
Dedi tak menampik, memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Maka dari itu, dia mendorong supaya terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran. Termasuk menjaga kepercayaan pengguna jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus meningkatkan kualitas produk maupun jasa.
Terkait, proses pembelajaran juga pihaknya mengupayakan agar disesuaikan dengan kondisi terkini yang ada di masyarakat, yaitu melalui pemutakhiran sarana dan prasarana.
"Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu, sementara kondisi yang di luar (sekolah) sudah berubah. Itu yang harus di-update," kata Dedi.
Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa dapat berhubungan langsung dengan mitra industri. Sehingga ke depan, diharapkan menciptakan kemandirian bagi siswa.
"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha," pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya