KUNINGAN, INEWSBANDUNGRAYA - Akses dan mutu pendidikan khususnya pada jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) terus ditingkatkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar). Dalam upaya mengakomodasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) misalnya, Disdik Jabar mengembangkan Unit Layanan Disabilitas (ULD).
Menengok Kantor Cabang Dinas (KCD) X Wilayah Jabar, ULD di sana dikembangkan di dua sekolah. Bahkan ada satu sekolah yang mempunayi empat ULD.
"Dalam peningkatan akses pendidikan, dinas pendidikan mendorong pengembangan ULD," ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah X Jabar, Ambar Triwidodo, Minggu (13/11/2022).
Ambar menjelaskan, berbagai hambatan yang dialami calon PDBK menjadi latar belakang dikembangkannya ULD. Mulai dari keterbatasan jarak dengan keberadaan sekolah terdekat hingga keterbatasan ekonomi keluarga.
"Di lingkungan KCD X, ada dua ULD. Salah satunya dilaksanakan oleh SLB Negeri Taruna Mandiri, Jalan Raya Caracas Mandiracan, Desa sampora, Kecamatan Cilimus, Kuningan," beber Ambar.
Diketahui, SLB Taruna Mandiri mempunyai 4 ULD. Lokasinya berada di Gedung Veteran Desa Paniis Kecamatan Pasawahan, Kantor Bakorwil, Desa Pancalang, Kecamatan Pancalang.
Keempat ULD ini mengakomodasi peserta didik yang rumahnya berlokasi di Desa Maracan, Kecamatan Maracan, dan Desa Indrapatra Kecamatan Cigandamekar.
Pada April hingga Mei 2022 lalu, kata Ambar, KCD X sudah melakukan sosialisasi ULD di empat kecamatan. Dalam sosialisasi itu, tenaga pendidik melakukan penjaringan ke desa-desa yang ada di Kecamatan Pasawahan, Pancalang, Mandiracan dan Cigandamekar.
Di lain tempat, Kepala Disdik Jabar, Dedi Supandi mengatakan, jumlah PDBK naik signifikan pada 2022. Akan tetapi, bukan berarti jumlah anak-anak penyandang disabilitas di Jabar bertambah.
"Sekarang ini para orang tua lebih terbuka, menyadari bahwa anak disabilitas itu bukan sebuah aib sehingga disembunyikan. Karena itu mereka sekarang berani untuk membuka diri dan menyekolahkan," ujar Dedi.
Dedi mengakui, kenaikan jumlah PDBK belum bisa terakomodasi lantaran jumlah SLB di Jabar yang terbatas. Maka dari itu, solusi yang diambil adalah dengan mengembangan ULD.
"Untuk memudahkan, nanti ULD ini mendekati masyarakat. Jadi bisa saja di kantor kepala desa," jelas Dedi.
Jabar, kata Dedi, saat ini memiliki 850 sekolah negeri baik itu SMA, SMK, dan SLB di mana sebanyak 48 di antaranya merupakan SLB. Sementara untuk sebaran sekolah swasta di Jabar, yaitu berjumlah 4.174 sekolah.
"Kalau swasta ada 338 SLB di Jabar ini. Maka dengan jumlah tersebut, kita dorong pengembangan ULD ini," kata Dedi.
Inovasi pengembangan ULD ini, imbuhnya, menangani anak-anak difabel yang lokasinya berjauhan dengan sekolah sehingga mereka bisa berkumpul di tempat terdekat.
Dedi menjelaskan, upaya pengembangan ULD di Jabar itu bagian dari melaksanakan UU No. 8 Tahun 2016, yakni setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Dalam peraturan tersebut juga, warga negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Termasuk warga negara yang memiliki potensi kecerdasan serta bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
Editor : Zhafran Pramoedya