get app
inews
Aa Read Next : Pemkot Bandung Targetkan Nol Kasus HIV AIDS di 2030

FKG Unpad Ajak Masyarakat Perangi Diskriminasi dan Stigma Negatif pada ODHA

Minggu, 20 November 2022 | 18:25 WIB
header img
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad). (Foto: Ist)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) melalui Departemen Penyakit Mulut menggelar bakti sosial bertajuk "Oral Medicine Charity III: Perangi Stigma dan Diskriminasi dengan Peduli HIV".

Kegiatan hasil kerja sama dengan Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia Wilayah II ini digelar di Jalan Asia Afrika-Braga, Kota Bandung pada Minggu (20/11/2022).

Kegiatannya ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mulut serta mengenali gejala dini penyakit HIV/AIDS yang terjadi pada rongga mulut atau oral.

"Kita informasikan kepada masyarakat bahwa bagaimana cara mencegah HIV kemudian bagaimana mengenali gejala-gejala HIV di rongga mulut karena memang ada beberapa gejala HIV bisa ditemui di rongga mulut," kata Wakil Dekan 2 FKG Unpad Bidang Sumber Daya dan Organisasi, Dr. Endang Sjamsudin.

Menurut Endang, saat ini, epidemi HIV di Indonesia mengalami pergeseran. Jika sebelumnya penularan umumnya terjadi karena free sex hingga jarum suntik, namun kini kelompok wanita tanpa faktor risiko pun berpotensi tertular HIV. 

"Dulu kan karena free sex dan sebagainya, nah sekarang sudah berubah, bukan hanya dari situ. Bisa saja dari suami melakukan sesuatu lalu menular ke istrinya dan istrinya tidak tau padahal tidak melakukan free sex, nah istrinya melahirkan tertular ke anaknya," paparnya. 

Endang menilai, stigma negatif yang hingga kini masih berkembang di masyarakat akibat adanya kesalahan persepsi atau pemahaman masyarakat yang kurang tepat tentang HIV.

"Jadi jangan sampai beranggapan bahwa semua yang terkena penyakit HIV ini adalah semua yang melakukan perilaku yang tidak baik," ungkapnya.

"Seperti dokter, tertularnya kan bisa karena jarum suntik pasien dan sebagainya, padahal dokternya tidak melakukan apa apa, tidak melakukan penyimpangan sosial, tapi pas kebetulan merawat mungkin terkena. Jadi jangan sampai seperti itulah stigma negatif bahwa yang kena HIV pasti penyimpangan sosial, tidak semua seperti itu," tambahnya.

Oleh karena itu, dengan adanya kegiatan ini, masyakarakat diharapkan dapat mengetahui HIV sebenarnya dan tidak mengganggap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah orang yang buruk.

"Jangan sampai menjauhi penderita HIV karena sebenarnya bisa diobati supaya tidak menular. Kemudian masyarakat juga harus sadar kalau ada orang dengan gejala HIV cepet diperiksakan karena pencegahan lebih cepat lebih baik supaya tidak menular ke keluarganya atau teman temannya," terangnya.

"Hal ini yang harus kita genjot terus paling tidak masyarakat mengenali kalau terjadi sesuatu di rongga mulut mungkin ini ada suatu gejala HIV nah itu," sambung dia. 

Disamping itu, Endang juga sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Selain bersifat keilmuan, kegiatan ini juga sekaligus sebagai pengabdian kepada masyarakat.

"Kami sebagai pimpinan di fakultas tentunya mendukung semua kegiatan yang sifatnya keilmuan atau sosial kemasyarakatan. Nah kegiatan ini kan ada keilmuan, ada seminar, ada keterampilan dan ini juga kan pengabdian kepada masyarakat dengan pelayanan kesehatan gigi gratis juga sosialisasi gratis mengenai pencegahan HIV," katanya.

Sementara itu, Dr. Irna Sufiawati dari FKG Unpad Departemen IPM mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh hampir 150 peserta yang datang dari seluruh Indonesia. 

"Yang daftar hampir 150 orang jadi ada yang dari Lampung, Cirebon, Sumatera, Papua jadi ini alumni-alumni dari FKG Unpad juga ada alumni dari institusi lain  tapi spesial penyakit mulut. Ada dokter umum gigi juga, intinya banyak peserta dari luar Jawa Barat," kata Irna.

Menurutnya, dokter gigi memegang peran penting dan harus dilengkapi dengan pengetahuan, keterampilan ketika berhadapan dengan pasien dengan penyakit HIV.

"Dokter gigi itu memiliki peran penting karena banyak sekali penyakit-penyakit di mulut yang sebagai tanda penyakit HIV," ungkapnya. 

Diakui Dr. Irna, dirinya juga sudah sangat sering menemukan pasien dengan gejala HIV namun pasien tersebut tidak sadar jika dirinya tertular HIV.

"Jadi saya sendiri kalau praktek sudah banyak menemukan, pasien ini tidak tahu kalau dia ini HIV begitu diperiksa mulutnya ada lesi-lesi atau sariawan-sariawan yang sebagai penanda dari HIV. Begitu kita lihat tanda-tandanya kita sarankan untuk tes," katanya.

Karenanya, melalui kegiatan ini dirinya berharap dan mengajak seluruh dokter gigi untuk tidak takut ketika mendapati pasien dengan gejala HIV.

"Jadi dokter gigi itu harus ikut merawat, berani merawat. Nah itu sampai sekarang masih ada stigma, diskrimniasi, takut lah dan lain sebagainya. Jadi kita kampanyekan juga kepada dokter giginya sendiri untuk lebih peduli pada pasien HIV/AIDS," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut