BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menanggung semua biaya medis para korban bencana gempa Cianjur dan sekitarnya, baik dari rumah sakit maupun ambulance.
Kepastian itu disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat dimintai tanggapan mengenai biaya ambulance yang ditagihkan kepada keluarga korban gempa Cianjur.
"Semua tagihan digratiskan. Tagihan ke Pemprov. Ada terjadi ekses yang ditagih Rp5 juta-Rp4 juta-Rp6 juta, korban udah susah, hartanya terpendam di rumah yang roboh," kata Ridwan Kamil di Bandung, Rabu (23/11).
Menurut orang nomor satu di Jabar itu, permasalan penagihan biaya ambulance sudah diselesaikan. Semua asosiasi rumah sakit telah dikoordinasikan mengenai biaya penanganan korban bencana ini.
"Sekarang sudah clear karena semua asosiasi rumah sakit sudah dirapatkan. Ada Pak Menkes sebagai saksi, tidak boleh menangih ke korban, mau ambulance mau apa, tagihnya ke pemerintah," jelas Emil, sapaannya.
Emil mengungkapkan, Pemprov Jabar sudah membelanjakan Rp2 miliar untuk membeli kebutuhan di pengungsian. Kemudian pihaknya juga menyisir ke kawasan terdampak bencana.
"Kemarin saya pribadi naik motor ke tenda-tenda. Tenda pengungsian terbagi dua, ada yang inisiatif warga, ada yang di pusat-pusat pengungsian skala besar. Tapi tidak semua warga ingin ke skala besar, jadi ada dinamika itu," ungkapnya.
Selain itu, Pemprov Jabar sudah menyiapkan bantuan tidak terduga (BTT) sebesar Rp20 miliar yang bakal digunakan untuk kebutuhan masa tanggap darurat pascagempa bumi di Cianjur.
Kemudian, lanjut Emil, Presiden Joko Widodo juga sudah menyampaikan komitmen bantuan rehabilitasi kerusakan rumah saat mengunjungi lokasi gempa bumi di Cianjur, Selasa (22/11/2022) kemarin.
Jokowi memastikan akan memberikan bantuan Rp50 juta bagi warga yang rumahnya rusak berat, Rp20 juta untuk kerusakan sedang, dan Rp10 juta untuk kerusakan bangunan ringan.
"(Komitmen) bantuan ini akan terus kita sosialisasikan, untuk rehabilitasi rumah korban dananya APBN yang berada di BNPB,” ucapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya