Menurut dia, di daerah sekolahnya memang mudah ditemui tanaman-tanaman kopi yang bisa dijadikan bahan ajar peserta didik. Sehingga diharapkan siswa memiliki keahlian untuk mengolah kopi yang ada di daerah rumahnya menjadi potensi usaha yang menjanjikan.
"Sekarang juga sudah ada alumni yang memang terbilang berhasil mengelola produk kopi, mungkin memang melanjutkan usaha orang tuanya, dia bisa sampai menghasilkan produk kopi sendiri," jelasnya.
Menurut Yusi, saat ini para siswa belajar mengolah kopi Arabika yang relatif labih mudah. Mereka langsung praktik di lapangan di lahan dekat sekolahan meskipun areanya masih belum luas.
Sementara itu, Akbar Rizky, salah satu siswa kelas XII SMK PPN Tanjungsari Sumedang mengatakan selama belajar pengolahan kopi di sekolah, ia mengaku bisa lebih mengetahui lebih jauh cara produksi dari mulai persiapan penanaman hingga tahap akhir melakukan pengemasan untuk dijual.
"Awalnya saya tidak tertarik, tapi sekarang jadi tahu komoditas kopi itu bisa bernilai ekonomi," kata pelajar berusia 18 tahun ini.
Untuk itu, ia berniat untuk masuk ke perguruan tinggi dengan jurusan yang sama, yaitu agro teknologi. "Saya nanti rencananya mau masuk perguruan tinggi jurusan yang sama," imbuhnya.
Editor : Zhafran Pramoedya