BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Pemerintah diminta jangan terburu-buru menutup operasional KA Argo Parahyangan saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) beroperasi. Akan lebih baik jika pemerintah membiarkan konsumen memilih dahulu KA Argo Parahyangan atau Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (FEB Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf.
"Bila betul nanti kereta cepat lebih baik (dari kecepatan, praktikalitas, dan keterjangkauan), maka konsumen bakal beralih secara alamiah. Jangan terburu-buru kalau belum jelas terbukti. Kebijakan jangan hanya dibikin berbasis asumsi," kata Arief.
Menurut Arief, layanan Argo Parahyangan dan kereta cepat tidak persis sama. Bahkan jika melihat lebih dalam, ada heterogeneitas dalam kebutuhan konsumen pengguna.
Argo Parahyangan atau akrab disebut Gopar memberikan transportasi dari pusat kota ke pusat kota. Dalam hal ini Gopar beroperasi dari Stasiun Bandung ke Stasiun Gambir, tanpa harus transit menggunakan moda transportasi pengumpan (feeder).
Arief berpendapat, secara ekonomi sangat memungkinkan banyak segmen penumpang akan beralih ke moda transportasi lain apabila pemerintah tetap memaksakan untuk menutup layanan Gopar. Salah satu yang bisa dijadikan pilihan penumpang adalah angkutan shuttle bus.
Editor : Zhafran Pramoedya