get app
inews
Aa Read Next : Keren! Turtles Jr Jadi Band Indo Pertama yang Manggung di Hellfest 2024

Mengenal Sejarah dan Makna Perayaan Cap Go Meh, Tradisi setelah Tahun Baru Imlek

Rabu, 25 Januari 2023 | 14:19 WIB
header img
Perayaan Cap Go Meh. (Foto: Ilustrasi/Pixabay)

BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Tahun Baru Imlek 2023 telah dirayakan sejak Minggu (22/1/2023) kemarin. Perayaan imlek ini akan berakhir pada Minggu (5/2/2023) mendatang.

Setelah itu, warga Tionghoa pun akan melanjutkan tradisi selanjutnya yaitu perayaan Cap Go Meh. Perayaan ini dilakukan pada tanggal ke-15 di bulan penanggalan Tionghoa.

Lantas, apa itu perayaan Cap Go Meh? Bagaimana sejarah dan makna dibalik perayaan Cap Go Meh? Jika penasaran, simak ulasan berikut ini:

Dilansir dari laman resmi Binus University, Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien dimana “Cap Go” berarti angka 15 dan “Meh” berarti malam. Jadi, dapat didefinisikan Cap Go Meh adalah festival yang dilaksanakan pada tanggal 15 malam, tepat 15 hari setelah tahun baru Imlek yaitu tanggal 1 berdasarkan kalender Lunar.

Cap Go Meh diadakan 15 hari setelah Tahun Baru Imlek 2023, lantaran merupakan bagian penutup dari perayaan tahun baru Imlek yang tepat pada bulan purnama pertama diawal tahun. Cap Go Meh berasal dari tradisi Tionghoa yang disebut Yuan Xiao Jie, yang berarti Festival Lampion/Lentera.

Dalam sejarahnya, Cap Go Meh merupakan upacara penghormatan kepada Dewa tertinggi pada Dinasti Han yaitu “Thai Yi” oleh Biksu Buddha dengan membawa sejumlah lentera sebagai ritual pada 206 Sebelum Masehi. Saat itu, para biksu Buddha menyalakan lentera pada hari ke-15 Tahun Baru Imlek untuk menghormati Sang Buddha.

Ritual tersebut kemudian diadopsi oleh masyarakat umum dan menyebar hingga ke seluruh China serta beberapa wilayah Asia. Selain itu, ada juga legenda yang mengisahkan asal muasal festival lentera ini.

Dikisahkan terdapat seorang Kaisar Giok atau Jade Emperor (You Di) marah pada penduduk di sebuah kota karena membunuh angsa miliknya. Ketika dia akan menghancurkan kota tersebut, rencana tersebut dihadang oleh peri yang menyarankan penduduk untuk menyalakan lentera di seluruh kota pada hari ketika Kaisar Giok membakar kota tersebut.

Hal ini membuat sang Kesatria Giok mengira bahwa kota tersebut telah dilahap api dan membatalkan niatnya. Awalnya, perayaan ini hanya digelar khusus untuk Dinasti saja hingga waktu dimana Dinasti ini berakhir barulah perayaan ini dilakukan secara terbuka.

Namun perayaan Cap Go Meh bukan hanya akan dihiasi oleh lampion saja. Terdapat juga beberapa iring iringan festival yang menarik untuk ditonton. Seperti adanya pawai kendaraan hias, iring iringan, dan atraksi barongsai. Setiap pawai juga memiliki maknanya tersendiri.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut