CIMAHI,INEWSBANDUNGRAYA.ID - Program kurikulum merdeka yang digagas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sudah berjalan diterapkan disekolah-sekolah.
Melalui pola pembelajaran yang fleksibel dan berfokus pada pengembangan karakter, program ini salah satunya bertujuan untuk membentuk pelajar Pancasila.
Sebagai implementasi program tersebut, SMAN 2 Cimahi menggelar ekspo Penguatan Proyek Profil Pelajar Pancasila (P5). Diisi dengan kegiatan berkesenian dan menampilkan karya-karya siswa dari hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan tema pilihan masing-masing.
"Penelitian yang dilakukan siswa dilakukan secara mandiri, temanya mereka yang pilih, guru hanya mendampingi. Itu sebagai implementasi kurikulum merdeka di sekolah kami," kata Kepala SMAN 2 Cimahi, Doddy Sulart belum lama ini.
Menurutnya pencapaian penguatan proyek profil pelajar Pancasila mencakup enam dimensi. Yaitu iman, takwa, kemerdekaan global, mandiri, gotong royong, dan kreatif. Sehingga siswa diarahkan mengembangkan ide, gagasan, dan kreativitas nya, dengan mengacu kepada enam dimensi tersebut.
Melalui kegiatan yang penuh kreativitas maka siswa bisa terhindar dari berbagai kegiatan negatif. Seperti salah satunya adalah menjadi anggota geng motor yang kini marak dan dikeluhkan oleh masyarakat. Agar harapan terbentuknya forum pelajar Pancasila yang merupakan tujuan utama dari kurikulum merdeka bisa tercapai.
"Jadi anak sejak dibangku sekolah sudah dididik kemandirian dan kewirausahaan yang berhubungan dengan industri kreatif. Itu bukan hanya tugas sekolah kejuruan saja, tapi sekolah umum dengan kurikulum merdeka bisa melakukannya," ucap Doddy.
Sementara Kepala KCD VII Firman Oktora menyebutkan, ekspo Penguatan Proyek Profil Pelajar Pancasila di SMAN 2 Cimahi adalah langkah yang baik. Hal ini bisa menumbuhkan rasa gotong royong, kemandirian, dan kreativitas di kalangan siswa. Pada akhirnya akan terbentuk profil pelajar Pancasila dan terhindar dari perilaku yang negatif.
"Bagaimana sekolah bisa membangun kesadaran terhadap nasionalisme dan kearifan lokal agar tidak hilang. Salah satunya dengan mendorong siswa melakukan penelitian-penelitian untuk menghasilkan karya yang bisa bermanfaat bagi diri dan lingkungannya," kata dia. (*)
Editor : Abdul Basir