Rochayadi menjelaskan, penyakit kencing tikus sendiri sebenarnya bisa diobati. Namun, jika penanganan telat dan tidak diteksi sejak dini, maka akan berbahaya dan bisa menyebar ke beberapa bagian inti tubuh manusia.
"Penyakit ini kalau tidak segera diobati cukup bahaya, karena bisa langsung merusak kepada ginjal, jantung, hingga ke bagian otak. Tapi kalau memang mengunakan antibiotik, penyakit ini bisa disembuhkan," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Rochayadi mendorong masyarakat agar bisa lebih waspada dan bisa menjaga pola hidup sehat dengan membersihkan lingkungan rumah dan bisa langsung berkonsultasi pada dokter ketika merasa sakit.
"Jadi perlu deteksi dini, penemuan kasus dini sehingga pemberian antibiotik bisa lebih cepat. Sehingga pasien tidak akan mengalami komplikasi yang lebih berat," kata dia.
Berdasarkan data Dinkes Jabar tahun 2022, kata Rochayadi, kematian akibat penyakit kencing tikus mencapai 33 kasus.
Editor : Rizal Fadillah