Dadang menjelaskan, pengembangan desa wisata dilihat berdasarkan hasil survei dan kajian. Sebab desa wisata itu bukan yang wisata baru, melainkan sudah terlihat dan ada di masing-masing desa.
Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya melakukan pemetaan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung untuk mengetahui mana saja desa wisata di masing-masing kecamatan.
Usai pemetaan, lanjut Dadang, pihaknya berdiskusi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung dan para kepala desa tentang apa saja yang harus didukung oleh Pemkab Bandung.
"Tapi dengan catatan bahwa desa wisata ini bisa terbentuk manakala ada keinginan dari arus bawah dan tentu harus melihat dari beberapa potensi. Kita akan lebih cenderung untuk memaksimalkan tempat-tempat wisata yang sudah ada saat ini dan peluang-peluangnya, contoh di Cipelah Rancabali," pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya