Pemprov Jabar Kebut Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun

BANDUNG, iNews.id - Pemprov Jabar terus melakukan Vaksinasi anak Usia 6-11 tahun. Hal itu dilakukan demi mencapai kekebalan komunal dan mempercepat penyerapan vaksin. 

Baca Juga

Pemprov Jabar Anggarkan Rp 1,5 Triliun untuk Pemilu 2024

Adapun 180 ribu dosis dalam waktu dekat atau akhir Januari 2022 akan dijadikan booster untuk pekerja kesehatan dan TNI/Polri. 

Baca Juga

Jawa Barat Ekspor Kopi Garut ke Belanda Senilai Rp4 Miliar

"Sambil mempercepat kepada yang usia 6-11 sebagai objek baru, jika terlalu mepet kita akan berikan sebagai booster tapi hanya kepada pekerja kesehatan dan TNI/Polri itu kebijakan di Jabar," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung.

Baca Juga

Pemprov Jabar Tunggu Keputusan Kemenkes, Boleh Tidaknya Booster Disuntikkan Sebelum 6 Bulan

Emil menuturkan penyerapan vaksin Jabar relatif lebih baik dari daerah lain di Pulau Jawa. Guna menghindari vaksin kadaluarsa, Jabar terus mempercepat vaksinasi dengan mempersering frekuensi dan memperbanyak titik vaksinasi. 

Kelompok yang jadi target utama para pekerja yang berada di garda terdepan dalam mencegah virus COVID-19. 

Baca Juga

Pemprov Jabar Bakal Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka, Ini Alasannya

"Sebagai benteng tambahan kepada mereka yang memang bertugas mencegah COVID-19 di garda terdepan. Jadi tidak ada untuk pejabat atau target di luar itu," jelas gubernur. 

Baca Juga

Stok Vaksin Belum Banyak, Lansia Jadi Prioritas Penerima Booster

Namun, gubernur memastikan fokus utama penyuntikan akan diintensifkan untuk anak-anak usia 6-11 tahun bukan sebagai booster.  

"Tapi tetap fokusnya bukan booster, fokusnya kepada anak 6-11 yang menjadi objek baru sehingga lebih mudah," ujarnya. 

Dengan kecepatan capaian vaksinasi di Jabar yang sudah menyentuh 120-150 ribu per hari, Emil optimistis tidak akan ada jenis vaksin yang mengalami masa kadaluwarsa di Jabar. 

"Kecepatan Jabar sebenarnya untuk vaksinasi 120-150 ribu per hari. Jadi saya sebenarnya punya optimisme, insyaallah tidak ada cerita barang kedaluwarsa terjadi di Jabar," katanya. (*)

Editor : Abdul Basir